PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PSN MELALUI GERAKAN JUMANTIK CILIK


Abstract: Penyakit lingkungan masih merupakan masalah kesehatan yang terbesar di masyarakat, tercermin dari tingginya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan dalam kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan. Tingginya angka kesakitan tersebut disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar teruma air`bersih dan sanitas, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kurang hygienisnya cara pengolahan makanan serta buruknya penatalaksanaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Menurut HL. Blum faktor lingkungan dan perilaku mempunyai pengaruh terbesar terhadap status kesehatan, disamping faktor pelayanan kesehatan dan genetik. Untuk itu cara pencegahan dan pengendalian penyakit-penyakit tersebut harus melalui upaya perbaikan lingkungan/sanitasi dasar dan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (Kementerian PU, 2012). Salah satu penyakit yang masih mengancam penduduk Indonesia adalah DBD (Demam berdarah Dengue). Salah satu metode pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk dan pengendalian vector DBD adalah dengan menerapkan metode pemberdayaan masyarakat. Metode pemberdayaan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kaderisasi pada siswa-siswi sekolah dasar untuk selanjutnya berperan menjadi PERCIL (Perawat Cilik). PERCIL yang dalam gugus tugasnya adalah untuk menemukan jentik-jentik nyamuk untuk selanjutnya dikumpulkan dan dimusnahkan, merupakan salah satu yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka penyebaran jentik nyamuk dan mengurangi resiko penyebaran DBD di wilayah Kabupaten Mojokerto. Siswa-siswi sekolah dasar merupakan salah satu bagian dari lingkungan masyarakat yang terkenal dengan semangat dan motivasi tinggi yang dimiliki untuk melakukan sesuatu kegiatan semisal program PSN. Melalui kaderisasi dan pembentukan PERCIL di masing-masing Desa menjadikan program PERCIL akan efektif dalam rangka pemberantasan jentik nyamuk. Pembentukan kader perawat cilik dengan gugus tugas utama pemeriksaan jentik nyamuk merupakan upaya pemberdayaan yang dilakukan dengan tujuan terpantaunya pertumbuhan dan penyebaran jentik nyamuk DBD. Dengan melibatkan anak usia sekolah sebagai kader jumantik cilik, hal ini memberikan 2 manfaat sekaligus. Manfaat pertama adalah mengajarkan kepada anak usia sekolah untuk peka dan mawas diri etrhadap kondisi lingkungan disekitarnya. Dengan menjadi seorang juru pemantau jentik nyamuk, anak usia sekolah diajarkan bagaimana melakukan upaya pencegahan penyebaran DBD di wilayah tempat tinggalnya. Manfaat selanjutnya adalah tergeraknya orang tua dan lingkungan di sekitar jumantik cilik untuk turut serta melakukan hal yang sama. Hal ini secara tidak langsung akan menggerakkan masyarakat dalam melakukan upaya PSN melalui gerakan pemantauan jentik nyamuk
Kata Kunci: Jumantik, PSN, DBD
Penulis: Ns Sutomo, Aris Hartono, Puteri Indah Dwipayanti
Kode Jurnal: jpkeperawatandd170065

Artikel Terkait :