Hubungan antara Gangguan Tidur dengan Gangguan Mental Emosional Anak Usia 4-6 Tahun di Semarang
Abstrak: Tidur adalah salah
satu kebutuhan dasar untuk mendukung tumbuh kembang anak. Diagnosis dini
gangguan tidur masih asing bagi orang tua karena pengetahuan tentang kualitas
tidur yang kurang. Gangguan tidur dikaitkan dengan regulasi emosional otak.
Tujuan. Menentukan hubungan antara gangguan tidur dan mental emosional
pada anak usia 4-6 tahun di Semarang.
Metode. Penelitian cross sectional pada anak usia 4-6 tahun sekolah taman
kanak-kanak di Kota Semarang dari bulan April-Mei 2016 berdasarkan kriteria
inklusi. Cluster sampling dilakukan dalam seleksi mata pelajaran. Gangguan
skala tidur untuk anak sleep disturbances scale for children (SDSC) digunakan
sebagai alat skrining, sementara perkembangan emosi dan tingkah laku anak
digunakan SDQ. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS 22, chi-square, dan
Fisher exact dengan signifikansi p<0,05.
Hasil. Didapat 208 subyek dengan prevalensi gangguan tidur 73,6%.
Terdapat hubungan yang signifikan dari gangguan tidur dengan jumlah SDQ skor
(RP 2,3, IK95%: 1,1-4,7; p=0,02), skor emosional (RP 2,7, IK95%: 1,3-5,5;
p=0,003) dan melakukan skor (RP 1,8, IK95%: 1,1-2,8; p=0,005). Tidak terdapat
hubungan yang signifikan dari gangguan tidur pada hiperaktif, masalah dengan
teman sebaya, dan perilaku prososial. Kategori pendapatan orang tua, tingkat
pendidikan ibu, dan jenis kelamin tidak terbukti sebagai faktor perancu.
Kesimpulan. Terdapat hubungan antara gangguan tidur dan masalah mental
emosional dalam 4-6 tahun anak.
Kata Kunci: gangguan tidur;
masalah mental emosional
Penulis: Adriana Lukmasari,
Fitri Hartanto, Tjipta Bahtera, Muhammad Heru Muryawan
Kode Jurnal: jpkedokterandd170616