Gambaran Hematologi Anemia Defisiensi Besi pada Anak
Abstrak: Anemia defisiensi
besi (ADB) menjadi masalah kesehatan di dunia, baik di negara maju maupun
negara berkembang seperti di Indonesia. Sekitar 30% penduduk dunia menderita
anemia dan lebih dari setengahnya merupakan anemia defisiensi besi. Dampak
negatif yang diakibatkan oleh anemia defisiensi besi pada anak balita sangat
serius.
Tujuan.Mengetahui gambaran hematologis anemia defisiensi besi pada anak
yang dirawat di RSUD Wangaya Denpasar.
Metode.Penelitian deskritif potong lintang, pada anak yang dirawat di
RSUD Wangaya Denpasar pada periode Januari – Juni 2009, umur 6-59 bulan.
Diagnosis anemia defisiensi besi berdasarkan kriteria WHO, diberikan pengobatan
bagi yang menderita ADB dengan sulfas ferosus (SF) selama 1 bulan.
Hasil.Didapatkan 75 anak usia 6–59 bulan yang dirawat di RSUD Wangaya
dengan anemia. Sebagian besar (52%) laki-laki, terbanyak usia 12 – 35 bulan
(46,7%) dan 65,3 % menderita dengan rerata kadar Hb, MCHC, SI, TIBC, saturasi
transferin berturut-turut adalah 9,9 g/dl , 31,8 g/dl, 37,9 Ug/dl, 361 Ug/dl
dan 12,3 %, HCT 30,7% dan feritin serum 75,6 ug/L. Pengobatan dengan SF selama
1 bulan menunjukkan peningkatan Hb 1 gr/dl dan HCT 2,8%.
Kesimpulan.Anak yang dirawat dengan anemia 65,3% anemia defisiensi besi
dan. sebagian besar (57,1%) mempunyai status besi yang kurang. Selama 1 bulan
pengobatan dengan sulfas ferosus terjadi peningkatan Hb 1 gr % dan HCT 2,8%
Kata Kunci: anemia defisiensi
besi; balita
Penulis: IM Widiaskara, PT
Pramitha, I Wayan Bikin Suryawan, IDG Ugrasena
Kode Jurnal: jpkedokterandd120362