FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GIGI TIRUAN PADA LANSIA


Abstract: Menurut WHO, salah satu ukuran derajat kesehatan gigi masyarakat yang optimal adalah lima puluh persen dari populasi lansia masih memiliki minimal 20 gigi yang masih berfungsi (WHO, 1982).  Pada penelitian Lambri dkk (1990) di Bandung dalam penelitian Lina (1999) dinyatakan bahwa pada lansia usia 45-91 tahun di panti werdha  didapatkan data bahwa sebesar 17,5% yang tidak bergigi dan hanya 1,2% yang memiliki gigi lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan gigi tiruan pada lansia di panti werdha Provinsi Lampung tahun 2015. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan metode deskriptif dan dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Populasi adalah seluruh lansia yang berada di panti werdha Provinsi Lampung. Sampel adalah sebesar 93 responden yang dilakukan secara convenience sampling kecuali lansia yang tidak bersedia untuk diperiksa giginya dan tidak bersedia untuk diwawancarai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 23,9% lansia yang tidak mempunyai 1-11 gigi, 15,2%  lansia yang kehilangan 12-20 gigi dan 60,9%  lansia yang kehilangan ≥ 21 gigi. Dari 7 variabel (jumlah gigi yang hilang, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, gangguan pengunyahan, gangguan bicara,dan gangguan estetika) pada penelitian ini tidak satupun yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan penggunaan gigi tiruan pada lansia di panti werdha Provinsi Lampung tahun 2015.       
Keywords: lansia, gigi tiruan, panti werdha
Penulis: Bintang H. Simbolon
Kode Jurnal: jpkeperawatandd150731

Artikel Terkait :