Urtikaria dan Angioedema: Studi Retrospektif
ABSTRAK: Urtikaria dan
angioedema merupakan kelainan kulit yang sering dijumpai. Angioedema dapat
menyebabkan mobstruksi nafas sehingga merupakan kegawatdaruratan dan lesi
urtikaria yang bertahan lebih dari 72 jam merupakan indikasi pasien rawat inap.
Gambaran pasien urtikaria dan angioedema di Instalasi Rawat Inap Kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo belum pernah diteliti. Tujuan: Mengetahui
gambaran umum, lama rawat, faktor pencetus, gambaran klinis, dan penatalaksanaan
pasien urtikaria dan angioedema di Instalasi Rawat Inap Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUD Dr. Soetomo periode 2011-2013. Metode: Studi retrospektif terhadap
rekam medik pasien baru urtikaria dan/atau angioedema selama periode 1 Januari
2011 sampai 31 Desember 2013. Data kunjungan, data dasar, anamnesis,
pemeriksaan fisik, penatalaksanaan diagnostik, dan terapi dikelompokkan
kemudian dianalisis. Hasil: Terdapat 42 pasien pasien baru urtikaria dan/atau
angioedema (2,3% dari seluruh pasien kulit dan kelamin di Instalasi Rawat
Inap), lama rawat terbanyak 4-6 hari (57,1%), dengan keluhan utama gatal,
bentol, dan bengkak (42,8%), lama keluhan kurang dari 6 minggu (92,9%), baru
pertama (54,8%), dan lama episode urtikaria <72 jam (45,3%). Efloresensi
kulit terbanyak adalah urtika disertai angioedema (38,1%), pemeriksaan darah
lengkap dan urin lengkap rutin dilakukan (100% dan 97,6%), pengobatan terbanyak
adalah kombinasi kortikosteroid dan antihistamin H1 (64,0%). Simpulan:
Urtikaria disertai angioedema merupakan yang tersering dijumpai pada pasien
urtikaria di Instalasi Rawat Inap, sehingga terapi antihistamin H1 dengan
kombinasi kortikosteroid sering dibutuhkan.
Kata kunci: urtikaria, angioedema, retrospektif
Penulis: Nadia Wirantari, Cita
Rosita Sigit Prakoeswa
Kode Jurnal: jpkedokterandd140676