Sifilis Sekunder, Kondilomata Akuminata Anal, dan HIV pada Pasien Lakilaki Biseksual: Sudut Pandang Lain, Tinjauan Waktu Berdasar CD4 dan Tatalaksana
ABSTRAK: Studi meta analisis
di Cina menyatakan lelaki biseksual memiliki insidensi HIV dan sifilis lebih
tinggi dibandingkan lelaki-seks-lelaki. Sifilis akan mempermudah masuknya virus
HIV, demikian pula sebaliknya keberadaan HIV mempengaruhi integritas barier
epitel mukosa yang memungkinkan translokasi virus dan bakteri. Kejadian sifilis
lebih banyak pada grup HIV dibanding grup tanpa HIV. Sifilis mempengaruhi
jumlah CD4 pasien. Kami mencoba mengulas suatu kasus sifilis sekunder pada
laki-laki biseksual HIV dengan sudut pandang lain, yaitu mencari manakah yang
terjadi lebih dahulu berdasar perhitungan CD4. Tujuan: Untuk mengetahui sudut
pandang lain, evaluasi waktu berdasar CD4 dan tatalaksana pada sifilis sekunder,
kondiloma akuminata anal, dan hiv pada penderita laki-laki biseksual. Kasus:
Seorang lelaki biseksual 19 tahun dengan keluhan bercak merah seluruh tubuh,
tidak gatal/nyeri; TPHA 1/2560, VDRL 1/128, antibodi HIV positif, dan CD4 425sel/mm3.
Penatalaksanaan: Onset HIV dengan memperhitungkan penurunan CD4 karena sifilis
maupun tidak adalah 2-5,8 tahun dan 3,08-7,7 tahun, secara berurutan. Terapi
berupa dosis tunggal benzatin penisilin 2,4 juta IU intramuskular. Simpulan: Infeksi
HIV terjadi sebelum infeksi sifilis. Tatalaksana sama dengan pasien sifilis
tanpa HIV dengan interval evaluasi atau pengawasan lebih sering.
Kata kunci: sifilis, HIV,
biseksual, CD4, onset, tatalaksana
Penulis: Vina Ajeng Puspa
Dewi, Satiti Retno Pudjiati
Kode Jurnal: jpkedokterandd150722