Profil Pasien Erisipelas dan Selulitis
ABSTRAK: Erisipelas dan
selulitis adalah infeksi kulit akut disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui
sawar kulit yang tidak utuh dan dapat berakibat fatal. Tujuan: Untuk mengetahui
gambaran klinis dan penatalaksanaan pasien erisipelas dan selulitis di Divisi
Dermatologi Umum Instalasi Rawat Inap (IRNA) Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2008-2011. Metode: Penelitian dilakukan
secara retrospektif dengan mengevaluasi catatan medik pasien rawat inap
meliputi jumlah kasus, jenis kelamin, umur, keluhan utama, lama keluhan, faktor
pencetus, penyakit penyerta, lokasi lesi, pemeriksaan laboratorium, penatalaksanaan,
lama perawatan dikaitkan dengan hasil pemeriksaan laju endap darah (LED), dan prognosis.
Hasil: Ditemukan kasus erisipelas dan selulitis sebanyak 65 kasus (1,9%) dari
seluruh kasus rawat inap dengan jumlahpasien laki-laki 36 pasien dan perempuan
29 pasien, kelompok umur terbanyak adalah 45-65 tahun (35,4%), gejala dan
keluhan utama tersering adalah bengkak, kemerahan dan nyeri (66,2%), lamanya
penyakit selama 1-7 hari (81,5%), faktor pencetus tersering adalah akibat
garukan (34%). Anemia (30,8%) merupakan penyakit penyerta terbanyak. Lokasi
lesi tersering adalah di ekstremitas bawah (86,1%). Pemeriksaan laboratorium
didapatkan adanya anemia (30,8%), leukositosis (44,6%), dan LED > 20 mm/j
(76,9%). Bakteri yang paling sering ditemukan pada kultur adalah Staphylococcus
aureus (37,5%). Penatalaksanaan adalah dengan tirah baring, pada 25 kasus
diberikan pengobatan dengan Ampicillin secara intravena (38,5%) dan kompres
normal saline, 15 pasien dengan LED > 50 mm/j dirawat selama 8 -14 hari, 1
kasus (1,5%) mengalami komplikasi selulitis gangrenosum, dan 40 pasien (61,5%)
KRS dalam keadaan sembuh. Simpulan: Penatalaksanaan pasien erisipelas dan
selulitis secara umum sudah sesuai dengan literatur serta pedoman penegakan
diagnosis dan terapi. Staphylococcus aureus merupakan kuman yang tersering ditemukan
dari hasil kultur.
Kata kunci: erisipelas,
selulitis, Staphylococcus aureus
Penulis: Ryski Meilia
Novarina, Sawitri
Kode Jurnal: jpkedokterandd150706