PERBEDAAN PERHITUNGAN UNIT COST DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN METODE DOUBLE DISTRIBUTION (DD) UNTUK PASIEN TB PARU KATEGORI 2 DI INSTALASI RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT PARU
ABSTRAK: Indonesia menduduki
rangking ke-5 dari 22 negara-negara yang mempunyai beban tinggi untuk TB dan memberikan
kontribusi jumlah kasus TB di dunia sebesar 4,7%. Penatalaksanaan TB tidak
mudah, membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang besar. Saat ini
berbagai rumah sakit menentukan tarif pelayanan berdasarkan metode DD.
Perhitungan biaya satuan pada pelayanan kesehatan dapat juga dilakukan dengan
menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) yang didasarkan pada aktivitas.
Tujuan : Mengetahui perhitungan unit cost dengan metode ABC dan metode DD
di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap TB Paru Kategori 2 di Rumah Sakit Paru.
Metode Penelitian: Deskriptif analitik menggunakan data sekunder dan
metoda Pusposive Sample. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Paru Bandung
selama bulan September sampai dengan Desember 2013 dengan menggunakan data
rekam medis dalam kurun waktu 2 tahun yaitu pada bulan Januari 2011 sampai
dengan Desember 2012.
Hasil dan Diskusi: Perhitungan biaya satuan rata-rata dengan metode ABC
untuk pasien rawat jalan TB Paru Kategori 2 sebesar Rp 611.321; untuk pasien
rawat darurat TB Paru Kategori 2 sebesar Rp 713.852; untuk pasien rawat inap
yang masuk melalui instalasi rawat jalan sebesar Rp 5.037.309 dan instalasi
rawat darurat sebesar Rp 4.398.415. Biaya satuan rata-rata dengan metode DD
untuk pasien rawat jalan TB Paru Kategori 2 sebesar Rp 421.621; untuk pasien
rawat darurat TB Paru Kategori 2 sebesar Rp 734.170; untuk pasien rawat inap yang
masuk melalui instalasi rawat jalan sebesar Rp 1.727.213 dan instalasi rawat
darurat sebesar Rp 1.846.337. Banyak nya obat yang diberikan untuk pasien rawat
jalan yaituuntuk 2 minggu sedangkan ALOS untuk pasien rawat inap yaitu 9,2
hari.
Kesimpulan: Perhitungan biaya satuan dengan menggunakan metode ABC lebih
menguntungkan secara financial bagi Rumah Sakit dibandingkan dengan metode DD.
Manajemen rumah sakit sebaiknya memiliki sistem pencatatan dan pelaporan yang
rapih, terintegrasi antar unit pelayanan dan unit penunjang untuk dapat melakukan
perhitungan biaya satuan dengan baik. Manajemen rumah sakit melakukan evaluasi
berkala terhadap kepatuhan SOP dan penggunaan obat rasional.
Kata Kunci: Activity Based
Costing, Biaya Satuan, Double Distribution
Penulis: Hilfi L, Djuhaeni H,
Setiawati.EP, Ratna K, Paramita SA
Kode Jurnal: jpkedokterandd150548