PENINGKATAN RISIKO MIKROSEFALI AKIBAT INFEKSI VIRUS ZIKA PADA KEHAMILAN
ABSTRACT: Virus zika telah
menjadi penyebab penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia sejak ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 1 Februari 2016.
Penyebaran penyakit terus meluas ke berbagai negara dengan vektor terbanyak
Aedes aegypti. Di Indonesia telah ditemukan lima kasus virus zika. Manisfestasi
klinis yang muncul akibat penyakit yang disebabkan oleh virus zika yaitu ruam
makulopapular disertai gatal, demam, konjungtivitis tidak purulen,
poliartralgia, dan pembengkakan di sekitar persendian. Gejala yang tidak khas
seperti nyeri otot, nyeri retro orbita, muntah, dan hipertrofi kelenjar limfe
juga bisa ditemukan. Beberapa studi menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
peningkatan risiko janin lahir dengan mikrosefali dan infeksi virus zika pada
ibu hamil. Mikrosefali adalah temuan kepala bayi lebih kecil dari yang
diharapkan pada bayi dengan jenis kelamin dan usia yang sama. Di Brazil, antara
tahun 2015 dan pertengahan 2016 ditemukan peningkatan prevalensi kelahiran
neonatus dengan mikrosefali. Hal tersebut dikaitkan dengan wabah infeksi virus
zika di Brazil. Hasil studi menyatakan bahwa pada mikroskop elektron tampak
struktur yang menunjukkan terjadinya replikasi virus di otak janin, serta
ditemukan virus zika dalam cairan ketuban janin yang menderita mikrosefali.
Kata kunci: kehamilan,
mikrosefali, virus zika, kehamilan
Penulis: Ety Apriliana, Aminah
Zahra
Kode Jurnal: jpkedokterandd170248
