PENGARUH TERAPI N-ASETIL SISTEIN TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN 17 DAN FIBROSIS INTERSTISIAL PADA MENCIT NEFRITIS LUPUS
Abstract: Lupus nefritis (LN)
terkait dengan penebalan membran basal glomerulus. Pengendapan kompleks
imun memicu kaskade respon inflamasi
disertai aktivasi reactive oxygen species (ROS), kemudian menyebabkan fibrosis
yang mendorong terjadinya kerusakan ginjal. Interleukin 17 merupakan sitokin
yang sangat berperan pada reaksi inflamasi tipe-lambat. Produksinya dipicu oleh
peningkatan produksi kemokin oleh sejumlah jaringan untuk merekrut monosit dan
netrofil ke sisi inflamasi. IL-17 diproduksi sel Th17 dan diinduksi oleh IL-23.
IL-17 berespon terhadap invasi patogen ekstraseluler dan menginduksi perusakan
matriks seluler patogen. IL-17 akan merangsang sel B untuk memproduksi dan
mensekresikan autoantibodi, selanjutnya akan terbentuk kompleks
atigen-autoantibodi. Kompleks antigen-autoantibodi yang berada di sirkulasi
akhirnya akan terdisposisi pada sel target, termasuk sel fibroblas, sel
mesangial, podosit, sel tubulus dan sel endotel di glomerulus. Kompleks ini
akan menyebabkan terjadinya glomerulosklerosis dan fibrosis interstisial pada
ginjal, kemudian selanjutnya menyebabkan kerusakan pada ginjal dan terjadilah
mikroalbuminuria. Disamping itu, akan terjadi disfungsi endotel kapiler
glomerulus yang akan menyebabkan albuminuria. Suplemen N-asetil sistein (NAS)
pada lupus nefritis dapat mengurangi efek nefrotoksik pada ginjal, melalui
penurunan ekspresi IL-17 dan derajat fibrosis interstisial. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental laboratoris, dengan sampel 24 ekor mencit
Balb/C betina yang dibagi menjadi kelompok kontrol, LN, dan LN+NAS. Untuk
membuat model LN, hewan coba diberikan injeksi 0,5 ml pristan intraperitoneal
dosis tunggal. NAS diberikan secara peroral dengan dosis 4,7 mg/hari (setara dengan
dosis manusia 1.800 mg) selama delapan minggu. Ekspresi IL-17 diperiksa secara
imunohistokimia dengan antibodi monoklonal terhadap IL-17. Cara ukur dinilai
secara kuantitatif, dihitung jumlah sel positif IL17 terhadap 100 sel, secara
visual dengan mikroskop cahaya pembesaran 400 x. Penilaian fibrosis
interstisial ditentukan secara kuantitatif dengan cara mengukur tebal jaringan
interstisial dengan menggunakan micrometer yang telah dikalibrasi pada
pembesaran 400 x. Analisis data menggunakan analysis of variance (Anova) dan
untuk menentukan perbedaan kemaknaan digunakan p<0,05. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa pemberian NAS menurunkan ekspresi IL-17 (23,8±14,1 vs
10,6±6,8 per 100 sel netrofil imunoreaktif; p =0,042) dan menurunkan fibrosis interstisial (22,3±5,7
vs 15,5±5,4; p =0,030) dibandingkan kelompok LN. Berdasarkan penelitian ini
dapat disimpilkan bahwa NAS secara bermakna menurunkan ekspresi IL-17 dan
fibrosis interstisial ginjal pada mencit model LN.
Kata Kunci: fibrosis
interstisial, lupus nefritis, interleukin 17, pristan
Penulis: Warigit Dri Atmoko,
Bambang Purwanto, Sugiarto
Kode Jurnal: jpkedokterandd170499