PENGARUH PEMBERIAN 1,25 DIHYDROXYVITAMIN D (CALCITRIOL) TERHADAP KADAR FIBROBLAST GROWTH FACTOR-23 DAN ALBUMINURIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS
Abstract: Penyebab utama
morbiditas dan mortalitas pada pasien Penyakit Ginjal Kronik adalah insiden
kardiovaskuler yang didasari oleh proses aterosklerosis yang menyebabkan
meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Ginjal merupakan tempat utama sintesa
1,25 Dihydroxyvitamin D (Calcitriol), sehingga dengan adanya kerusakan ginjal
menyebabkan defisiensi 1,25 Dihydroxyvitamin D (Calcitriol). Pada pasien
Penyakit Ginjal Kronik terjadi peningkatan Fibroblast Growth Factor-23 dan
Albuminuria akibat dari aktifitas Renin Angiotensin Aldosteron Sistem.
Aktifitas RAAS mempengaruhi 1,25 Dihydroxy vitamin D (Calcitriol), Fibroblast
Growth Factor-23 melalui Angiotensin 2 dengan cara menghambat reseptor
Angiotensin I (AT1) melalui Nicotinmide Adenine Dinucleotide Phosphate Oxidase
(NADPH Oksidase) dan Stress Oxidativ. Beberapa penelitian menyimpulkan
pemberian 1,25 Dihydroxyvitamin D (Calcitriol) mempunyai efek renoprotektif, anti
inflamasi dan antiproteinuric dengan cara menghambat reseptor Angoitensin I
(AT1) sehingga mengakibatkan menurunnya albuminuria. Tujuan Penelitian ini
adalah untuk membuktikan pemberian 1,25 Dihydroxyvitamin D (Calcitriol) dapat
menurunkan kadar Fibroblas Growth Factor-23 dan albuminuria pada pasien
Penyakit Ginjal Kronik stadium V yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan randomisasi, subyek penelitian 30 orang,
dibagi dalam dua kelompok sampel, kelompok plasebo 15 orang dan kelompok
perlakuan 15 orang. Dalam perjalanan, kelompok placebo drop out 4 pasien karena
keluarga pasien tidak menyetujui untuk melanjutkan penelitian dan satu lagi
mengalami perburukan, sehingga jumlah sampel menjadi 26 orang, terbagi menjadi kelompok
placebo sebanyak 11 orang yang diberi placebo dan kelompok perlakuan 15 orang
diberi calcitriol 1x0,5 μg peroral selama 4 minggu. Karakteristik penelitian
yang berupa variabel kualitatif, uji homogenitas dilakukan menggunakan uji Chi
Square. Uji beda dua Rerata menggunakan uji t pada p<0.005. Pada kelompok
plasebo (n=11) ; Kadar Fibroblast Growth Factor-23 sebelum dan sesudah
perlakuan (876,24±795,93 RU/mL vs 1235,69±791,71 RU/mL; p=0,059) dan
Albuminuria (72,30±195,06 μg/ mg vs 320,14±208,90 μg/mg; p=0,001). Pada
kelompok perlakuan (n=15); Kadar Fibroblast Growth Factor-23 sebelum dan
sesudah perlakuan (1210,96±845,97 RU/mL vs 612,33±487,32 RU/mL; p=0,002) dan
Albuminuria (206,63±327,25 μg/mg vs 192,89±316,00 μg/mg; p=0,001). Terdapat
perbedaan yang bermakna pada selisih ratarata kadar Fibroblast Growth Factor-23
(Delta-FGF-23) sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok placebo vs kelompok
perlakuan (-359,45±560,23 RU/mL vs 598,63±608,27 RU/mL; p=0,001) dan selisih
rata-rata Albuminuria (Delta-albuminuria) sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok placebo vs kelompok perlakuan (-247,84±189,48 μg/mg vs
13,73±23,15μg/mg;p=0,001. Pemberian suplementasi 1,25 Dihydroxyvitamin D
(calcitriol) menurunkan kadar FGF-23 albuminuria secara bermakna pada pasien
penyakit ginjal kronik stadium V yang menjalani hemodialisis
Kata Kunci: Penyakit Ginjal
Kronis Stadium V, 1,25 Dihydroxyvitamin D (Calcitriol), Fibroblast Growth
Factor-23, Albuminuria
Penulis: Intan Herlina,
Bambang Purwanto, Sugiarto
Kode Jurnal: jpkedokterandd170481
