PENGARUH METODE FORCE MOLTING YANG BERBEDA TERHADAP RONTOK BULU AYAM PETELUR AFKIR
Abstract: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode force molting
berbeda terhadap rontok bulu ayam ras petelur pada masa akhir produksi
telur (afkir). Sebanyak 18 ekor ayam petelur strain Lohman Brown, daun lamtoro,
ransum basal, dedak padi digunakan sebagai materi penelitian. Rancangan yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap 3 perlakuan dan 6 ulangan, perlakuan
yang digunakan adalah P0 = Pembatasan pakan dan pemuasaan, P1 = Pemuasaan dan
penambahan daun lamtoro 20%, P2 = Pemuasaan dan pemberian dedak padi. Perlakuan
yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Variable
yang diamati adalah jumlah rontok bulu
leher, bulu punggung, bulu sayap, bulu ekor dan bulu dada. Hasil penelitian
menunjukkan: Perlakuan force moting
berbeda pada ayam petelur berpengaruh nyata (p<0.05) pada jumlah rontok bulu
leher dan bulu dada tetapi tidak berpengaruh nyata (p>0.05) pada jumlah rontok bulu punggung, bulu sayap, bulu ekor,
selisih bobot badan dan lama masa berhenti bertelur. Kesimpulan dari penelitian
ini yaitu perlakuan force molting dengan penambahan daun lamtoro menunjukkan
hasil yang lebih baik.
Kata Kunci: Ayam Petelur
Afkir, Rontok Bulu
Penulis: muhammad Nurdiana
Fitroh, Muhammad Amrullah Pagala, Hamdan Has
Kode Jurnal: jppeternakandd160356