Patch Test dan Repeated Open Application Test (ROAT) pada Dermatitis Kontak Alergika
ABSTRAK: Relevansi hasil patch
test sulit ditegakkan. Repeated Open Application Test (ROAT) dikembangkan untuk
evaluasi lebih lanjut signifikansi hasil patch test. Tujuan: Memahami metode
dan reaktivitas patch test dan ROAT, sehingga diharapkan dapat membantu
mengidentifikasi subyek beresiko tinggi menderita DKA.Telaah kepustakaan:
Validitas patch test sangat terbatas. Berbagai penelitian dilakukan dalam
membuat modifikasi patch test untuk meningkatkan sensitivitas kulit, sehingga
mempertinggi nilai reliabilitas dan validitas hasil yang diperoleh, antara lain
ROAT. Beberapa penelitian membandingkan hasil patch test dan ROAT dan berhasil
menjelaskan hubungan konsentrasi ambang batas patch test (MEC)dengan hasil
ROAT, serta faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil patch test dengan dilusi
colophony, cinnamic aldehyde, dan isoeugenol secara serial menunjukkan kesamaan
dengan hasil ROAT, sebaliknya reaktivitas patch test dan ROAT dengan isoeugenol,
hydoxycitronellal, formaldehyde dan chromium menunjukkan perbedaan. Simpulan:
Patch test dan ROAT merupakan dua metode yang dapat menentukan alergen penyebab
dan MEC reaksi DKA.
Kata kunci: patch test,
repeated open application test, dermatitis kontak alergika
Penulis: Anggraeni Noviandini,
Cita Rosita SP
Kode Jurnal: jpkedokterandd140677