MANAJEMEN TERAPI ANEMIA PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
ABSTRACT: Anemia sering
dijumpai pada sebagian besar pasien gagal ginjal ronik (CKD). Hanya 3 %
penderita yang menjalani hemodialisis mempunyai hemoglobin normal dan 25 %
memerlukan transfusi berulang. Anemia pada CKD paling sering terjadi karena
defisiensi eritropoietin (EPO) tetapi masih ada faktor lain yang dapat
mempermudah terjadinya anemia. Evaluasi terhadap anemia dimulai saat kadar
hemoglobin ≤ 10 % atau hematokrit ≤ 30 %. Pasien Ny. Sytm usia 46 tahun datang ke unit Hemodialisa RSAM untuk
melakukan hemodialisis rutin. Saat datang pasien tidak ada keluhan.Pasien rutin
HD setiap minggu 2 kali HD dan saat ini sudah melakukan HD rutin selama 2
tahun. Pasien pertama kali didiagnosis GGK pada September 2013. Sejak awal
manjalani HD pasien mengaku mengkomsumsi obat secara teratur yang diberikan
oleh dokter yaitu Bicnat 1x1 tablet, Asam Folat 1x5 mg/tab. Pasien juga
mengkonsumsi obat Antihipertensi Amlodipin 1x10 mg/tab. Setiap kali HD pasien
juga mendapat terapi rutin yaitu injeksi EPO/Hemapo 3000 IU/xHD, injeksi Vit C
100 mg/xHD, dan dalam sebulan terakhir ditambahkan oleh dokter injeksi Iron
sucrose 100 mg/HD. Riwayat transfusi 2 kantong darah sebanyak 4 kali sejak awal
HD. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran: CM, TD: 140/90 mmHg, HR: 88
x/menit, RR : 20 x/menit, BB/TB: 53kg/155cm, IMT: 22. Conjunctiva anemis,
sklera anikterik, pemeriksaan cor dan pulmo normal, Ekstremitas tidak ada oedem
dan akral hangat.Penatalaksanaan Anemia secara adekuat pada pasien GGK akan
meningkatkan kualitas hidup pasien. Selain itu terapi yang adekuat dapat
mempertahankan target Hb pasien sehingga mengurangi kebutuhan pasien untuk
dilakukan transfusi.
Kata kunci: anemia,
eritropoietin, gagal ginjal kronik, hemoglobin
Penulis: Ahmad Ismatullah
Kode Jurnal: jpkedokterandd150564