KONSELING IBU HAMIL PADA BIDAN PRAKTIK SWASTA DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN BANTUL
ABSTRAK: Salah satu penyebab
tingginya Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu adalah karena kurangnya pengetahuan
tentang penanggulangan dan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan,
persalinan, dan nifas. Konseling adalah upaya menggali dan memberikan informasi
guna mendapatkan apa yang dibutuhkan dan membantu ibu hamil dalam mengambil
keputusan. Bidan Praktik Swasta dan Puskesmas adalah organisasi pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan pada ibu hamil termasuk konseling. BPS
adalah organisasi pelayanan kesehatan swasta yang dikelola secara mandiri, sedangkan
Puskesmas adalah organisasi pelayanan kesehatan yang di kelola oleh pemerintah.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan
konseling pada ibu hamil yang meliputi: praktik konseling, waktu, tempat, alat
bantu, materi, cara mengatasi hambatan, upaya peningkatan ketrampilan, dan
bentuk pengajaran ketrampilan konseling di pendidikan di BPS dan puskesmas di Kabupaten
Bantul.
Metode: Metode penelitian adalah metode kualitatif dengan rancangan studi
kasus dan bersifat deskriptif. Unit analisisadalah ibu hamil, bidan pelaksana
di BPS dan puskesmas. Data diambil secara purposive sampling melalui wawancara
mendalam dan lembar pengamatan konseling serta penelusuran dokumen.
Hasil: Praktik konseling di BPS dan puskesmas dalam bentukpemberian
informasi. Waktu yang digunakan dalam proses konseling masih kurang yaitu di
bawah 20 menit. Tempat yangdigunakan untuk proses konseling menjadi satu dengan
tempatyang digunakan untuk periksa kehamilan, dan banyak orang yang ada dalam
ruangan periksa. Alat bantu yang digunakanuntuk konseling sebatas buku KIA dan
belum menggunakan alat bantu yang lain. Informasi yang diberikan sebatas pada keluhan
yang disampaikan oleh ibu hamil. Jika ibu hamil tidak menyampaikan keluhan,
bidan tidak berusaha menggali permasalahan atau memberikan informasi. Hambatan
yang palingsering ditemui bidan adalah sulitnya ibu hamil memahami informasi
yang diberikan bidan. Cara penyelesaian hambatan dengan cara melibatkan suami
dalam proses konseling. Upaya peningkatan ketrampilan konseling secara resmi
seperti pelatihan-pelatihan belum ada. Upaya yang dilakukan selama ini adalah
dengan membaca buku-buku dan belajar dari teman. Bentuk pengajaran ketrampilan
konseling di pendidikan dengan metode roleplay, dilaksanakan dikelas, dan
dilakukan dengan teman sendiri.
Kesimpulan: Proses konseling pada ibu hamil yang dilakukan oleh bidan
pada umumnya tidak berjalan sebagaimana mestinya, yaitu tidak sesuai dengan
pedoman yang ada dalam standart pelayanan kebidanan. Dampaknya adalah ibu hamil
belum paham dengan segala hal yang berkaitan dengan kehamilan.
Kata Kunci: Konseling,
Kehamilan, Bidan
Penulis: Retno Heru,
Mubasysyir Hasanbasri, Mohammad Hakimi
Kode Jurnal: jpkedokterandd120274