IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESEHATAN “LIBAS 2+” SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DI KABUPATEN SAMPANG
ABSTRAK: Isu MDGs 4 dan 5 yang
menargetkan menurunkan AKI dan AKB hingga tiga perempatnya antara tahun 1990
sampai 2015 sepertinya sulit diwujudkan apabila tidak segera dilakukan
langkah-langkah konkret. Daerah dengan AKI dan AKB tertinggi adalah Kabupaten
Sampang. Melihat kondisi empiris tersebut, perlu mengidentifikasi faktor-faktor
yang menyebabkan tingginya AKI dan AKB di Kabupaten Sampang. Mengingat sudah
ada kebijakan kesehatan di Kabupaten Sampang melalui program LIBAS (Lima
Bebas), namun program ini perlu dimonitoring dan dievaluasi untuk memastikan implementasi
kebijakan berjalan baik. Penelitian ini bertujuan mengkaji implementasi program
LIBAS dan mengidentifikasi faktor-faktor sosial budaya yang memengaruhi
implementasi kebijakan tersebut.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil
lokasi di wilayah kerja Puskesmas Camplong, Kabupaten Sampang. Informan dipilih
secara purposive. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan pengamatan berpartisipasi,
wawancara mendalam, dan FGD. Temuan datakemudian dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif.
Hasil: Secara sosiologis, implementasi kebijakan dalam rangka menurunkan
AKI dan AKB di Kabupaten Sampang, salah satunya dipengaruhi oleh kemitraan
bidan dukun, terutama dalam prosespersalinan. Meningkatnya kepercayaan
masyarakat terhadap bidan tentang kesehatan mengindikasikan penguatan relasi sosial.
Program Timbang, Tensi, Tablet fe, Timbang ukuran perut, dan Tinggi badan
sangat membantu ibu hamil untuk mengontrol perkembangan kehamilannya. SMS ”Bayi
Sehat 24 jam” berfungsi sebagai kontrol dan monitoring dalam proses persalinan.
Meskipun demikian, secara kultural, kontruksi budaya tradisional Madura,
terutama masyarakat bercorak pesisir masih mengakar kuat sehingga konstruksi
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi masih lemah. Pijat dukun, jamu
tradisional, mitos kehamilan, dan kharismatik tokoh sentral menjadi eksemplar.
Relasi sosial antar aktor lokal dan dukungan actor lokal juga masih lemah.
Kesimpulan: Kuatnya nilai-nilai kultur lokal dan lemahnya relasidan
dukungan sosial dari aktor lokal mengakibatkan implementasi program LIBAS 2+
sebagai upaya menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten Sampang belum berjalan
efektif.
Kata Kunci: kebijakan
kesehatan, LIBAS 2+, relasi sosial, kultur local
Penulis: Ali Imron
Kode Jurnal: jpkedokterandd130482