Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Makrosomia

ABSTRAK: Salah satu komplikasi pada kehamilan yang akan berdampak buruk pada persalinan dan pada bayi lahir adalah makrosomia. Bayi makrosomia umumnya dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes melitus, kehamilan lewat bulan (postterm) dan pada grande multipara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia kehamilan dengan kejadian makrosomia.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan data rekam medis 100 ibu yang melahirkan di RSUD Tugurejo Semarang periode Januari-Desember 2014. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square, dengan batas kemaknaan adalah p < 0,05 dan interval kepercayaan 95%.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 sampel penelitian, 71 (71%) bayi dengan berat lahir normal dan 29 (29%) bayi dengan berat lahir makrosomia. Dari 29 sampel bayi makrosomia, 26 (89,7%) dilahirkan dari ibu dengan usia kehamilan postterm dan 3 (10,3%) dilahirkan ibu dengan usia kehamilan aterm. Hasil analisis bivariat antara usia kehamilan dengan kejadian makrosomia diperoleh nilai p=0,017 (<0,05) dan nilai OR = 4,426, artinya wanita dengan kehamilan postterm mempunyai peluang 4,426 kali melahirkan bayi makrosomia dibandingkan dengan kehamilan aterm.
Simpulan: Ada hubungan antara kehamilan lewat bulan (postterm) dengan kejadian makrosomia. Ibu dengan usia kehamilan lewat bulan (postterm) akan beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir besar (makrosomia).
Kata kunci: Usia kehamilan, postterm, berat bayi lahir, makrosomia
Penulis: Diana Handaria, Ika Dyah Kurniati, Azmi Yunita
Kode Jurnal: jpkedokterandd160582

Artikel Terkait :