Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu tentang Penggunaan Pewarna Makanan dengan Keracunan Makanan pada Anak di Kelurahan Penggaron Lor Semarang
Abstract: Rumah tinggal dan
sekolah merupakan tempat kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan pertama dan
kedua. Pengetahuan ibu tentang bahaya penggunaan pewarna sintetik dimungkinkan
memengaruhi pemilihan pewarna makanan yang sehat sehingga dapat menyebabkan
berbagai kasus keracunan makanan, antara lain ditandai dengan gejala nyeri
kepala dan diare. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan tingkat
pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang penggunaan pewarna makanan dengan
kejadian nyeri kepala dan diare pada anak SD di Kelurahan Penggaron Lor. Uji
potong lintang dengan pendekatan analitik dilakukan pada ibu-ibu yang memiliki
anak kelas IV, V, dan VI sebanyak 70 orang. Pengetahuan, sikap, dan perilaku
ibu tentang bahan pewarna makanan serta kejadian nyeri kepala atau diare diukur
dengan kuesioner pada Januari–Mei 2014. Hasil uji khi-kuadrat menunjukkan bahwa
kejadian keracunan makanan berupa nyeri kepala atau diare pada anak tidak
berhubungan dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pewarna
makanan (p>0,05). Disimpulkan bahwa keracunan makanan berupa diare atau
nyeri kepala tidak hanya disebabkan oleh penyalahgunaan pewarna makanan, akan
tetapi juga faktor lain seperti penyedap rasa, borak, formalin ataupun akibat
kesalahan pengolahan.
Kata kunci: Diare, keracunan
makanan, nyeri kepala, pewarna sintetik
Penulis: Suparmi, Ophi Indria
Desanti
Kode Jurnal: jpkedokterandd160257