FILARIASIS: PENCEGAHAN TERKAIT FAKTOR RISIKO
ABSTRACT: Filariasis adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria sp. yang menyerang saluran
dan kelenjar getah bening. Gejala klinis terdiri dari gejala akut (limfadenitis,
limfangitis, adenolimfangitis, demam, sakit kepala, serta abses) dan gejala
kronik (limfedema, lymph scrotum, kiluri, dan hidrokel). Penyakit ini
diperkirakan dapat menyerang 1.1 milyar penduduk, terutama di daerah tropis
seperti Indonesia, dan beberapa daerah subtropis. Di Indonesia, filariasis
paling sering disebabkan oleh tiga spesies, yaitu Wuchereria Bancrofti, Brugia
Malayi, dan Brugia Timori. Jumlah kasus yang dilaporkan meningkat dari 6.571
kasus pada tahun 2002 menjadi 14.932 kasus pada tahun 2014. Penularan
filariasis terjadi apabila ada lima unsur utama sebagai sumber penular yaitu
reservoir (manusia dan hewan), parasit (cacing), vektor (nyamuk), host (manusia
yang rentan), dan lingkungan (fisik, biologik, ekonomi dan social budaya). Faktor
risiko yang memicu filariasis antara lain adalah manusia (umur, jenis kelamin,
imunitas, ras), nyamuk (perilaku, frekuensi menggigit, siklus gonotrofik),
lingkungan (fisik, biologi, ekonomi dan sosial budaya), dan agen (cacing
filaria). Pencegahan filariasis secara umum dapat dilakukan dengan cara edukasi
(penyuluhan), identifikasi vektor (waktu dan tempat menggigit), pengendalian
vektor (perubahan konstruksi lingkungan), serta pengobatan yang dapat dilakukan
secara masal maupun individu.
Kata kunci: faktor risiko,
filariasis, pencegahan
Penulis: Hanna Mutiara,
Anindita Anindita
Kode Jurnal: jpkedokterandd160465
