FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDAK TERLAKSANANYA MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT DI PUSKESMAS SENTANI KOTA KABUPATEN JAYAPURATAHUN 2013
ABSTRAK: Menurut Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, angka kematian bayi per 1000 kelahiran
hidup adalah sebesar 36-41 dan angka
kematian balita per 1000 kelahiran hidup adalah sebesar 62-64. Berdasar profil
Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura tahun 2009, angka kematian bayi per 1000
kelahiran hidup adalah sebesar 12,99 dan angka kematian ibu per 1000 kelahiran
hidup adalah sebesar 6 serta prevalensi gizi kurang pada anak balita adalah
3,20%. Menurut data laporan rutin yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Propinsi seluruh
Indonesia melalui pertemuan nasional programkesehatan anak tahun 2010, jumlah
Puskesmas yang melaksanakan MTBS hingga akhir tahun 2009 sebesar 51,55%, namun
belum seluruh Puskesmas mampu menerapkanpendekatan MTBS karena berbagai sebab,
antara lain : belum adanya tenaga kesehatan yang sudah terlatih MTBS, sudah ada
tenaga kesehatan terlatih tetapi sarana dan prasarana belum siap, belum adanya
komitmen atau kebijakan dari pimpinan Puskesmas, dan lain-lain.
Tujuan: untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tidak
terlaksananya Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Sentani
Kabupaten Jayapura
Metode: adalah metode kualitatif. Populasi dalam penelitian adalah
petugas Dinas Kesehatan Kabupaten dan petugas Puskesmas yang pernah terlibat
dalam pelayanan MTBS, sedangkan sampel yang diambil adalah sebanyak 5 orang informan.
Cara pengambilan sampel yang digunakan adalah Non random sampling dengan teknik
purposive sample. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa tidak terlaksananya MTBS
di Puskesmas Sentani dikarenakan tidak seimbangnya jumlah petugas yang
menangani bayi/balita sakit dikarenakan petugasterlatih MTBS melaksanakan tugas
rangkap, petugas terlatih pindah tugas dan atau petugas terlatih melanjutkan
pendidikan. Tidak terlaksananya MTBS di Puskesmas Sentani dikarenakan terhentinya
pengadaan sarana penunjang pelaksanaan MTBSdari Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura
kepada PuskesmasSentani dan tidak berkualitasnya sarana/fasilitas penanganan bayi/balita
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan KabupatenJayapura. Tidak terlaksananya MTBS
di Puskesmas Sentanidikarenakan tidak adanya kebijakan (petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis) mengenai pelaksanaan MTBS di Puskesmas. Tidak terlaksananya
MTBS di Puskesmas Sentani dikarenakan dana yang bersumber dari dana APBD tidak
dapat menunjang seluruh kegiatan MTBS berupa penyelenggaraan pelatihan, supervisi
hingga evaluasi terhadap petugas.
Kesimpulan: MTBS di Puskesmas Sentani tidak terlaksana dikarenakan faktor
SDM, sarana prasarana, kebijakan, anggaran, kebiasaan petugas, kepuasan pasien
terhadap metode konvensional, serta terhentinya supervisi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten terhadap pelaksanaan MTBS di Puskesmas.
Kata Kunci: MTBS, Sentani
Penulis: Agus Zainuri
Kode Jurnal: jpkedokterandd140621