Analisis Penjualan Sapi Bakalan Peranakan Ongole (PO) Berbanding dengan Sapi Peranakan Simental (PS) Di Pasar Hewan Panceng Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik
Abstrak: Pembibitan sapi
potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan sapi potong
di Indonesia. Biro Pusat Statistik (1997) menunjukan bahwa konsumsi daging sapi
perkapita rata-rata meningkat dari 0,31 kg pada tahun 1990 menjadi 0,62 kg pada
tahun 1996..Maka dari itu penelitian ini mengangkat permasalahan perbandingan
presentase penjualan antara Sapi Peranakan Ongole (PO) berbanding dengan Sapi
Peranakan Simental (PS) dan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan Sapi
Peranakan Ongole (PO) Berbanding dengan Sapi Peranakan Simental (PS) di Pasar
Hewan Desa Surowiti Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Sejalan dengan masalah
tersebut dan hipotesis penelitian maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
metode analisis data Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji t, Analisis Regresi
Linier Berganda.Hasil analisis menunjukkan bahwa, uji validitas dan
reliabilitas semua variabel dinyatakan valid dan reliabel. Perbandingan
penjualan sapi bakalan peranakan ongole dan sapi peranakan simental lebih
tinggi sapi simental hal ini di buktikan dengan rekapitulasi hasil pengamatan
yang memiliki presentase 30% dibanding 49,7% dan hasil uji t Responden sebesar
thitung(PS) < ttabel(PS) = 19,817 < 2,05183 dan thitung(PS) >
ttabel(PS) = 26,843 > 2,05183. Sedangkan Hasil regresi linier berganda
menunjukkan Y(PO) = 1,721+ 0,349+ -0,021+ -0,091 sedangkan Y(PS) =
3,078+0,074+- 0,213+0,007. Hasil uji t menyatakan bahwa thitung(PO)< ttabel
yaitu 2,780 < 2,05183 dan thitung(PS)< ttabel yaitu 0,631<2,05183,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel Tangibles (X1) berpengaruh terhadap
Penjualan (Y). Sedangkan pada variabel keunggulan (X2), thitung(PO) < ttabel
yaitu-0,182 < 2,05183 dan thitung(PS)< ttabel yaitu -1,712< 2,05183, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel keunggulan (X2) tidak berpengaruh terhadap
Penjualan (Y) pada Sapi Bakalan Peranakan Ongole dan Sapi Bakalan Peranakan
Simental di Pasar Hewan Desa Surowiti Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Dan
pada variabel Harga (X3) Karena thitung(PO)> ttabel yaitu-0,172<2,05183
dan thitung(PS)< ttabel yaitu -0,094<2,05183, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel Harga (X3) tidak berpengaruh terhadap Penjualan (Y) pada Sapi
Bakalan Peranakan Ongole dan Sapi Bakalan Peranakan Simental di Pasar Hewan
Desa Surowiti Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Berdasarkan temuan-temuan
tersebut maka Pasar hewan Desa Surowiti kecamatan Panceng kabupaten Gresik
hendaknya berusaha mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai harapan
konsumen (pembeli) melalui riset, analisis komplain, dan lain-lain. Pasar hewan
Desa Surowiti kecamatan Panceng kabupaten Gresik perlu mengkaji lebih mendalam
dan mampu melakukan riset pemasaran secara berkelanjutan untuk menentukan
strategi pemasaran agar dapat memaksimalkanPotensi wilayah kususnya daerah
pantura.
Keywords: sapi potong,
bakalan, peranakan, penggemukan
Penulis: M. Azhar Bashir
Kode Jurnal: jppeternakandd170222