TINGKAT PENETASAN, PERTUMBUHAN, DAN SINTASAN LARVA IKAN KLOWN (Amphiprion percula) PADA SALINITAS BERBEDA

Abstract: Kemampuan beradaptasi terhadap salinitas air merupakan pertimbangan penting dalam budidaya ikan. Salinitas diketahui memengaruhi fisiologi ikan, konsumsi pakan dan pertumbuhan. Hingga saat ini, pengaruh salinitas dalam budidaya ikan hias klown Amphiprion percula belum banyak dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap tingkat penetasan telur, pertumbuhan, sintasan, dan keberadaan bakteri dan jamur pada pemeliharaan larva A. percula. Penetasan telur dan pemeliharaan larva dilakukan pada bulan November tahun 2012, mengikuti prosedur budidaya ikan hias klown. Perlakuan yang diuji adalah perbedaan salinitas 10 ± 1, 15 ± 1, 20 ± 1, 25 ± 1, 30 ± 1, 33 ± 1 (kontrol), 40 ± 1 ppt pada penetasan telur, dan salinitas 10 ± 1, 15 ± 1, 20 ± 1, 25 ± 1, 30 ± 1, 33 ± 1 ppt (air laut sebagai kontrol) pada pemeliharaan larva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur ikan klown dapat menetas pada kisaran salinitas 10-33 ppt, akan tetapi tidak dapat menetas pada salinitas 40 ppt. Pada akhir penelitian, pertumbuhan yang lebih baik dihasilkan pada salinitas 30 ppt (air laut) yang ditunjukkan dengan panjang total larva mencapai 10,15 ± 0,12 mm. Panjang total terendah diperoleh pada salinitas 10 ppt  yaitu 8,95 ± 0,58 mm. Sintasan larva yang lebih tinggi dihasilkan pada salinitas 20 ± 1, 25 ± 1, dan 15 ± 1 ppt yaitu masing-masing sebesar 48,97 ± 16,52%; 54,65 ± 7,12%; dan 47,56 ± 19,2%. Sedangkan sintasan pada salinitas 10, 30, dan 33 ppt masing-masing 23,45 ± 0,58%; 22,3 ± 11,62%; dan 29,19 ± 10,34%. Selanjutnya, hasil kultur bakteri mengindikasikan bahwa pemeliharaan larva pada salinitas 10 dan 15 ppt dapat mengeliminasi pertumbuhan bakteri Vibrio, pada salinitas 25-33 ppt dapat mengeliminasi pertumbuhan jamur.
Keywords: ikan klown; Amphiprion percula; salinitas; penetasan; sintasan; pertumbuhan
Penulis: Ketut Maha Setiawati, Sudewi
Kode Jurnal: jpperikanandd160314

Artikel Terkait :