SENSITIVITAS DETEKSI PENYAKIT VIBRIOSIS PADA UDANG PENAEID DENGAN PENANDA MOLEKULER SPESIFIK HAEMOLYSIN (IAVh)
Abstract: Penyakit vibriosis
pada budidaya udang dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup besar.
Metode deteksi cepat akan sangat membantu dalam penanganan dan pencegahan awal
untuk mengurangi kematian udang. Upaya untuk deteksi cepat adalah dengan
menggunakan penanda molekular yang spesifik. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengukur sensitivitas metode deteksi vibriosis pada udang penaeid (windu
dan vaname) menggunakan penanda molekuler spesifik haemolysin (IAVh). Pengujian
dilakukan untuk sampel udang yang diinfeksi buatan melalui injeksi maupun pada
sampel yang dikoleksi dari tambak udang. Sampel organ udang hasil infeksi
buatan ditanam pada media TCBSA untuk melihat koloni bakteri yang tumbuh.
Selanjutnya koloni bakteri tersebut diuji secara biokimia dan molekuler.
Deteksi vibriosis untuk sampel dari tambak budidaya hanya dilakukan secara
molekuler menggunakan primer spesifik IAVh. Lokasi pengambilan sampel udang
dari Provinsi Sulawesi Selatan (Kabupaten Takalar, Kabupaten Maros, Kabupaten
Pangkep, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Pinrang), Provinsi
Lampung (Desa Bakauheni dan Kalianda), Provinsi Jawa Timur (Kabupaten
Situbondo) dan Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Karawang). Hasil uji biokimia
untuk sampel dengan infeksi buatan dapat menentukan spesies bakteri, namun
waktu yang diperlukan relatif lama. Hasil uji menggunakan penanda molekuler
haemolysin IAVh dapat secara spesifik mendeteksi vibrio patogen pada kepadatan
bakteri 102–103 CFU/mL dari organ udang, baik pada sampel hasil infeksi buatan
maupun pada sampel dari tambak.
Keywords: deteksi cepat;
haemolysin; uji biokimiawi udang penaeid; vibriosis; biochemical test; early
detection; haemolysin; penaeid shrimp; vibriosis
Penulis: Ince Khairana
Kadriah, Koko Kurniawan, Endang Susianingsih, Muharijadi Atmomarsono
Kode Jurnal: jpperikanandd160412