PUNCAK PREVALENSI PENYAKIT KARANG JENIS SABUK HITAM (BLACK BAND DISEASE) DI KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA
Abstract: Keberadaan penyakit
karang akan menyebabkan kerusakan komunitas dan populasi karang di Indonesia,
sementara informasi prevalensi penyakit tersebut masih sedikit terpublikasikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit karang jenis
sabuk hitam di Kepulauan Seribu pada enam lokasi di bagian tubir dan 10 lokasi
di bagian lereng terumbu yang dilaksanakan pada bulan November 2011. Metode
transek sabuk digunakan untuk mendapatkan prevalensi penyakit karang dengan
ukuran 1 m ke kiri dan 1 m ke kanan dari garis transek, panjang transek 20 m
dan dilakukan tiga ulangan pada setiap lokasi, sehingga total luasan yang
teramati adalah 120 m2. Hasil penelitian di bagian tubir berhasil mengamati
jumlah koloni sebanyak 4.517, lebih tinggi dibandingkan di lereng terumbu yaitu
sebanyak 3.418 koloni. Karang yang dominan ditemukan di lereng terumbu adalah
Montipora sp., Acropora sp., dan Porites sp., dengan jumlah koloni
berturut-turut yaitu 2.417 koloni, 1.131 koloni, dan 299 koloni, sementara pada
lereng terumbu didominasi oleh karang Porites sp., Fungia sp., dan Acropora sp.
dengan jumlah koloni berturut-turut yaitu 867 koloni, 596 koloni, dan 496
koloni. Prevalensi penyakit sabuk hitam pada tubir lebih tinggi (12,53%)
dibandingkan dengan di lereng terumbu (0,05%), demikian juga dengan faktor
penganggu kesehatan karang lebih tinggi di tubir (3,25%) dibandingkan dengan di
lereng terumbu (2,68%). Data prevalensi pada penelitian ini merupakan puncak
prevalensi (outbreak) dibandingkan dengan data lain yang dilakukan pengamatan
selama satu tahun. Prevalensi penyakit sabuk hitam sangat dipengaruhi oleh
adanya peningkatan suhu dan intensitas cahaya, sehingga prevalensi di perairan
dangkal (tubir) lebih tinggi dibandingkan dengan di lereng terumbu.
Keywords: penyakit sabuk
hitam; prevalensi; Kepulauan Seribu
Penulis: Ofri Johan, Anang
Hari Kristanto, Joni Haryadi
Kode Jurnal: jpperikanandd140368