PEMBUATAN KULTUR SEL PRIMER DARI SIRIP EKOR, GINJAL, LIMFA, DAN INSANG IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Abstract: Untuk
mengidentifikasi patogenesis penyakit virus seperti KHV atau virus baru perlu
dilakukan pengembangan sel lestari (cell line). Dengan cell line virus KHV
dapat dikultur dan menjadi langkah awal penyediaan kontrol positif untuk uji
PCR dan rapid test. Harapan lainnya dengan uji coba ini akan didapatkan sel
primer ikan mas lokal dari Indonesia, dan sumber awal mendapatkan sel sinambung
(continuous cell) dan sel lestari (cell line) ikan mas asal Indonesia, serta
isolat KHV tersedia di BUSKIPM untuk memenuhi kebutuhan akan kontrol positif.
Ringkasan ini fokus pada pembuatan sel primer ikan mas (Cyprinus carpio)
berdasarkan metode Wolf & Quimby (1976) yang sudah dimodifikasi. Organ
sirip, ginjal, insang, limfa diambil secara aseptis dan masing-masing organ
direndam dengan klorin sampai pucat kemudian dicuci sebanyak 3x dengan media
L15+antibiotik dengan konsentrasi tinggi (penicillin 1.000 IU/mL dan
streptomycin 1 mg/ mL). Selanjutnya organ dicacah menggunakan gunting dan
scalpel steril. Hasil cacahan organ diberi trypsin 0,25% sebanyak 20 mL dan
di-stirer dalam suhu ruang. Selanjutnya sel dipanen dan ditambahkan 3-5 mL Fetal
Calf Serum untuk disentrifus pada 4.500 rpm selama 10-15 menit. Pelet diambil
dan dilarutkan ke dalam 7 mL L15 + 20% FCS, penicillin 250 IU, streptomycin 250
μg/mL, Kanamycin sulfat 250 μg/mL; dan L glutamin 2 mM kemudain diinkubasi pada
suhu 28°C. Eksplant menghasilkan pertumbuhan sel setelah diinkubasi selama 24
jam. Inisiasi dan kumpulan sel mulai terbentuk pada hari ketiga selanjutnya
mulai terbentuk lapisan monolayer. Penggantian media setengah dari volume awal
tanpa adanya pencucian PBS, kultur sel terus berkembang sampai membentuk
monolayer yang sempurna sampai dilakukan pasase. Hal tersebut dilakukan pada
kultur primer insang, sirip, ginjal, dan limfa. Pasase pertama dilakukan pada
hari ke-17 ketika konfluensi mencapai 80% dengan split rasio 1:3. Pasase
pertama diakukan pada kultur primer sirip ekor dan insang. Kultur sirip ekor
dan insang tumbuh dan berkembang dengan baik. Pemeliharaan kultur sel sirip
ekor berhasil dilakukan pasase sebanyak 10 dan pada sel sirip insang sebanyak
12 kali dengan tingkat konfluensi 80%, untuk sel ginjal dan limfa tidak
berhasil dilakukan eksplant. Identifikasi jenis sel berdasarkan pengamatan
secara mikroskopik dan pewarnaan giemsa terdiri atas dua tipe sel yaitu
fibroblast- like dan epitel-like.
Keywords: kultur, sel primer,
virus, ikan mas
Penulis: Firma, Trisniaty, Insariani,
Eka Nurdian, Sulistia Trikora Astuti, Freddy Riatmono, Hasriani, Tatik Sumirah,
A. Siregar A. Siregar
Kode Jurnal: jpperikanandd130602