KORELASI PARAMETER MORFOMETRIK, NISBAH KELAMIN DAN KOMPOSISI UKURAN IKAN PEDANG (XIPHIAS GLADIUS L.) DI SAMUDERA HINDIA
ABSTRACT: Model pengkajian
stok melalui data frekuensi panjang lebih banyak digunakan karena data tersebut
paling banyak tersedia dan mudah didapatkan dibandingkan data pengukuran
jaringan keras (sisik, otolith, sirip dan tulang belakang) dan tagging. Khusus
untuk ikan pedang, data panjang yang tersedia sebagian besar tidak standar
dikarenakan ikan pedang yang tertangkap langsung diproses di laut yang mana
bagian kepala, sirip, isi perut dibuang. Oleh karena itu dibutuhkan persamaan
empiris untuk konversi dari ukuran non-standar ke standar sehingga bisa
digunakan sebagai basis data pengkajian stok yang berbasis data tersebut. Data
primer merupakan hasil observasi laut selama kurun waktuMaret 2011 sampai
dengan Desember 2013, sedangkan data sekunder merupakan data observasi ilmiah
Loka Penelitian Perikanan Tuna periode 2005-2013. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat korelasi yang signifikan antara beberapa parametermorfometrik ikan
pedang yang diukur yakni panjang dari pangkal sirip dada ke ujung lekukan
tengah sirip ekor (LJFL), panjang dari mata ke ujung lekukan tengah sirip ekor
(EFL) dan panjang dari ujung rahang bawah ke ujung lekukan tengah sirip ekor
(PFL) (R2 > 0,97; P < 0,01), akan tetapi tidak ada perbedaan yang nyata
antara morfometri ikan pedang dan jenis kelamin (EFL-LJFL, P > 0,05 dan
PFL-LJFL, P > 0,05). Hubungan antara nisbah kelamin dengan panjang ikan
signifikan (Nisbah Kelamin = 0,0175 LJFL – 3,1001; n = 6, selang kelas 5 cm; P
< 0,01) yang mana ikan pedang dengan ukuran lebih dari 260 cmadalah betina.
KEYWORDS: Parameter
morfometrik; nisbah kelamin; komposisi ukuran; ikan pedang; Samudera Hindia
Penulis: Bram Setyadji, Budi
Nugraha
Kode Jurnal: jpperikanandd140386