BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN PADAT PENEBARAN TINGGI
Abstract: Upaya meningkatkan
produktivitas lahan tambak dapat dilakukan dengan meningkatkan padat penebaran
disertai dengan pemberian akuinput yang prima serta dukungan teknologi yang
memadai. Tiga padat penebaran yaitu 750; 1.000; dan 1.250 ekor/m2,
diaplikasikan pada tambak dengan luasan 1.000 m2 dengan kedalaman air 1,8 m
dilengkapi dengan sistem aerasi berupa kincir dan root blower, pompa
submersible, automatic feeder, central drain dan collector drain serta
Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Kapasitas sistem aerasi adalah 500 kg
biomassa udang/HP. Udang dipelihara selama 105 hari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa padat penebaran yang diaplikasikan menghasilkan bobot akhir
udang yang relatif sama berkisar 15,48-16,30 (15,78±0,45) g/ekor dengan nilai
pertumbuhan harian 0,16-0,18 (0,17±0,01) g/hari. Produksi yang diperoleh adalah
7.862; 10.699; dan 12.163 kg/petak, masing-masing pada padat penebaran 750;
1.000 dan 1.250 ekor/m2. Nilai rasio konversi pakan 1,4; 1,36; 1,55 dan
kebutuhan listrik 3,2; 2,5; 2,4 kw/kg udang serta kebutuhan air 2,24; 1,66; 1,60
m3/kg udang. Biaya produksi udang terendah adalah Rp. 30.526/ kg udang pada
padat penebaran 1.000 ekor/m2 dengan laba operasional sebesar Rp.
630.687.094/th. Padat penebaran 1.000 ekor/m2 menghasilkan kinerja lebih baik
sehingga disarankan menjadi acuan padat penebaran untuk budidaya udang vaname
superintensif. Teknologi ini memiliki potensi dampak terhadap lingkungan
perairan, sehingga perlu dilengkapi sarana Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL)
untuk pengolah air buangan tambak.
Keywords: padat penebaran;
udang vaname; superintensif; stocking densities; Litopenaeus vannamei;
super-intensive
Penulis: Rachman Syah, Makmur
Makmur, Mat Fahrur
Kode Jurnal: jpperikanandd170216
