PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN TNMB DAN TNAP YANG TERGANGGU SATWALIAR TERHADAP KONSERVASI BANTENG (Bos javanicus d’Alton 1823)

Abstrak: Populasi banteng (Bos javanicus d’Alton 1823) di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dan Taman Nasio- nal Alas Purwo (TNAP) semakin terancam dengan meningkatnya konflik akibat gangguan banteng pada lahan pertanian dan perkebunan. Pengelola taman nasional perlu memahami situasi dan kondisi sosial masyarakat setempat, khususnya yang berkonflik dengan banteng. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tentang karakteristik sosial, ekonomi serta persepsi masyarakat sekitar kawasan TNAP dan TNMB terhadap manfaat taman nasional dan konservasi banteng. Penelitian dilakukan bulan Desember 2010 sampai Desem- ber 2011 menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui wawancara dengan masyarakat desa sekitar kawasan dan tokoh masyarakat. Wawancara menggunakan panduan secara terstruktur dan mendalam (indepth interview). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden masuk katagori umur produktif dan tingkat pendidikannya rendah. Gangguan banteng tertinggi di Desa Kalipait (TNAP) dengan persentase 31,91%, Desa Curah Nongko dan Andongrejo (TNMB)  masing-masing 16,22% dan 29,73%. Kondisi ekonomi masyarakat petani sekitar TNAP tergolong lebih baik dibanding petani sekitar TNMB dengan pendapatan rata-rata per bulan berkisar Rp 885.500,- sampai Rp 1.445.000,-. Pendapatan petani sekitar TNMB berkisar Rp 332.500, sampai Rp 614.000, termasuk katagori miskin. Petani umumnya memiliki persepsi positif terhadap taman nasional, sebaliknya persepsi terhadap banteng cenderung negatif karena statusnya dilindungi, sehingga tidak dapat dimanfaatkan dan keberadaannya menyebabkan kerusakan tanaman pertanian dan perkebunan masyarakat. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan banteng
Kata Kunci: Taman nasional; banteng; konservasi; persepsi; masyarakat
Penulis: R. Garsetiasih
Kode Jurnal: jpkehutanandd150315

Artikel Terkait :