PERIKANAN PANCING ULUR DI SAMUDERA HINDIA: HASIL TANGKAPAN IKAN BERPARUH YANG DIDARATKAN DI SENDANGBIRU, MALANG, JAWA TIMUR
Abstract: Kelompok Kerja
Komisi Tuna Samudera Hindia untuk Ikan Berparuh ke IX merekomendasikan
pentingnya informasi hasil tangkapan dari perikanan tradisional dalam rangka
melakukan pengkajian stok di Samudera Hindia. Salah satu perikanan tradisional
yang menghasilkan tangkapan ikan berparuh adalah pancing ulur. Sejak 1997 telah
berkembang teknologi pancing ulur dengan target tangkapan utama ikan tuna.
Armada pancing ulur yang beroperasi di Samudera Hindia dan berbasis di Sendangbiru
menggunakan alat bantu penangkapan rumpon. Penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui teknologi alat tangkap, jumlah hasil tangkapan, musim penangkapan,
komposisi jenis, dan distribusi ukuran ikan berparuh yang tertangkap pancing
ulur dilakukan di Sendangbiru, Malang, Jawa Timur pada Februari-November 2009.
Data primer yang meliputi jenis dan ukuran ikan dikumpulkan dari kegiatan
pengambilan contoh, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari laporan di
pelelangan ikan. Data sekunder meliputi informasi teknologi pancing ulur, trip
penangkapan, jenis dan jumlah ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persentase hasil tangkapan ikan berparuh sebanyak 5,97% dari total hasil
tangkapan. Ikan berparuh tertangkap sepanjang tahun dengan puncaknya pada Mei.
Komposisi jenis ikan berparuh meliputi 61,41% setuhuk hitam, 20,50% ikan
pedang, 14,36% ikan layaran, 2,29% setuhuk loreng dan 1,43% setuhuk biru.
Ukuran ikan berparuh menurut panjang cagak paruh bagian bawah berkisar antara
83 - 151 cm, 112 - 121 cm, 71 - 201, dan 101 - 161 cm masing-masing untuk
setuhuk loreng, ikan tumbuk, ikan pedang
dan ikan layaran.
Keywords: Pancing ulur;
komposisi tangkapan; ikan berparuh; Samudera Hindia; Sendangbiru
Penulis: Agustinus Anung
Widodo, Budi Iskandar Prisantoso, Suprapto
Kode Jurnal: jpperikanandd120428