PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK PERBAIKAN PRODUKTIVITAS LAHAN BEKAS TAMBANG KAPUR

Abstrak: Bahan organik merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuburan tanah. Kandungan  bahan organik akan mempengaruhi sifat fisik   tanah, ketersediaan unsur hara, dan aktivitas mikroorganisme. Pada lahan bekas tambang, kandungan bahan organik sangat rendah sebagai akibat hilangnya lapisan atas tanah. Oleh karena itu, untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dan meningkatkan produktivitas lahan bekas tambang  perlu dilakukan penambahan bahan organik. Pada penelitian ini beberapa macam bahan organik digunakan sebagai perlakuan untuk memperbaiki sifat tanah dan meningkatkan produktivitas lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk  mendapatkan  informasi  tentang  pengaruh  dari bahan  organik  pada  mikroorganisme  tanah  serta produksi jagung (Zea mays Linn) dan kacang panjang (Vigna sesquipedalis (L.) pada lahan bekas tambang kapur. Penelitian ini  menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan lima  perlakuan dan tiga ulangan.  Perlakuan  yang  diterapkan  adalah  arang sekam  5  ton/ha/th  +  brangkas  jagung  +  biomasa korobenguk (Mucuna sp.) (ARS); Arang gergaji glugu 5 ton/ha/th + brangkas jagung + biomasa korobenguk (ABK); Pupuk kandang 5 ton/ha/th + brangkas jagung + biomasa korobenguk (PKD); Brangkas jagung + biomasa korobenguk (MCN); dan kontrol (C). Jagung ditanam dengan jarak tanam 75 cm x 50 cm, dan dua bulan kemudian kacang panjang ditanam di antara tanaman jagung. Dalam penelitian, brangkas jagung dan korobenguk pada  panen  yang  terdahulu dikembalikan ke dalam tanah. Analisis  mikroorganisme tanah menunjukkan bahwa bakteri pelarut posfor pada semua perlakuan kurang dari 30 koloni/gr tanah. Untuk semua perlakuan, bakteri penambat nitrogen yang terbanyak terdapat pada blok III. Sedang antar perlakuan, bakteri penambat nitrogen yang terbanyak ditemukan pada perlakuan ABK.   Dari ketiga blok yang ada, populasi jamur terbanyak ditemukan pada blok I. Produksi jagung kering pipil pada perlakuan ARS, ABK, PKD, MCN, dan kontrol berturut-turut adalah 5.533,3 kg/ha; 6.866,7 kg/ha; 6.066,7 kg/ha; 5.266,7 kg/ha; dan 3.166,7 kg/ha. Sedang produksi kacang panjang adalah 616,7 kg/ha; 1.066,9 kg/ha; 859,3 kg/ha; 700 kg/ha; dan 324,6 kg/ha untuk perlakuan ARS, ABK, PKD, MCN, dan kontrol
 Kata Kunci: Bahan organik; produktivitas; tambang kapur
Penulis: Tyas M. Basuki, Dewi R. Indrawati, Beny Haryadi
Kode Jurnal: jpkehutanandd070078

Artikel Terkait :