PENGARUH PENERAPAN TEKNIK KONSERVASI TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN PERTANAMAN MAHONI (Swietenia macrophylla King) DI HUTAN PENELITIAN CARITA, JAWA BARAT
Abstrak: Mahoni merupakan
jenis potensial yang banyak dibudidayakan masyarakat di Jawa Barat. Masyarakat
mengusahakan tanaman ini dalam suatu sistem pertanaman dengan kombinasi tanaman
pertanian. Kondisi topografi, iklim, dan pengolahan tanah yang intensif
menyebabkan kerentanan terhadap penurunan produktivitas lahan akibat aliran
permukaan dan erosi yang tak terkendali yang akhirnya berdampak pada
pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi ini dapat dikendalikan dengan
menerapkan teknik konservasi tanah seperti penggunaan mulsa vertikal yang mampu
mengendalikan aliran permukaan dan erosi serta menjaga kesuburan tanah. Jarak
antar saluran mulsa vertikal yang efisien diperlukan guna menekan biaya akibat
adanya tambahan sumberdaya yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang besarnya pengaruh penerapan mulsa vertikal dengan
jarak antar saluran yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman mahoni (Swietenia
macrophylla King) dan produksi jagung (Zea mays L.) serta keefektifannya dalam
mengendalikan aliran permukaan, erosi, dan kehilangan unsur hara. Penelitian
ini dilaksanakan di Hutan Penelitian Carita pada tahun 2005-2008 dengan
menggunakan rancangan acak kelompok. Perlakuan yang diterapkan adalah
penggunaan mulsa vertikal berinterval enam dan 12 meter pada plot sistem
pertanaman mahoni dan jagung. Pengamatan meliputi pertumbuhan tinggi dan
diameter mahoni, erosi dan limpasan permukaan, kehilangan unsur hara, dan biaya
yang diperlukan untuk tiap luasan satu hektar. Hasil penelitian menunjukkan
mulsa vertikal berinterval enam meter mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi dan
diameter tanaman mahoni masing-masing sebesar 25% dan 66% terhadap kontrol.
Pada perlakuan tersebut, limpasan permukaan dan erosi dapat ditekan hingga
setengahnya, dan kehilangan unsur hara akibat limpasan permukaan dan erosi
menjadi berkurang masing-masing hingga tiga dan lima kali lipat. Pola tersebut
menghasilkan produksi jagung terbesar yaitu 581 kg/ha/th atau 47% lebih tinggi
bila tanpa mulsa vertikal dan biaya yang dibutuhkan dalam satu hektar adalah Rp
3.250.000,- atau lebih mahal Rp 250.000,- jika tidak menggunakan mulsa
vertikal.
Kata Kunci: Mahoni; aliran
permukaan; erosi; teknik konservasi tanah; mulsa vertical
Penulis: Pratiwi, Budi Hadi
Narendra
Kode Jurnal: jpkehutanandd120117