PEMELIHARAAN INDUK IKAN TUNA SIRIP KUNING, Thunnus albacares DALAM BAK TERKONTROL

Abstract: Intensifikasi penangkapan ikan tuna baik yang langsung dipasarkan maupun dibesarkan dalam usaha budidaya, berpengaruh negatif terhadap kelestarian populasi ikan ini di alam. Dengan demikian upaya perbenihan secara buatan perlu dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap populasi alam. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol telah merintis perbenihan ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) sejak tahun 2003 bekerjasama dengan Overseas Fishery Cooperation Foundation (OFCF) Jepang. Induk ikan tuna telah berhasil dibesarkan dan dipijahkan dalam bak beton bervolume 1.500 m3 secara terkontrol, dengan sistem pergantian air semi tertutup. Pakan yang diberikan berupa ikan layang dan cumi-cumi sekitar 2,5% biomassa per hari. Pemijahan pertama terjadi pada bulan Oktober tahun 2004, ukuran induk diperkirakan lebih dari 9,138 kg atau panjang cagak lebih dari 82 cm dengan perkiraan umur sekitar 2 tahun. Puncak pemijahan terjadi pada tahun 2005 dan 2006 dengan frekuensi pemijahan masing-masing lebih dari 100 kali. Pemeliharaan induk ikan tuna dengan kepadatan 0,66 kg/m3 belum dapat dikatakan sebagai kepadatan maksimum dan peningkatan kematian cenderung akibat ruang gerak yang semakin sempit seiring dengan pertumbuhan induk. Namun demikian kendala yang ditemukan dalam pemeliharaan induk adalah kematian akibat menabrak dinding bak sedangkan kendala dalam pemeliharaan larva adalah serangan endoparasit pada telur
Keywords: perbenihan; induk ikan; tuna sirip kuning; endoparasit
Penulis: Jhon Harianto Hutapea, Gusti Ngurah Permana, Ananto Setiadi
Kode Jurnal: jpperikanandd100236

Artikel Terkait :