KEANEKARAGAMAN DAN PENETAPAN ‘UMBRELLA SPECIES’ SATWALIAR DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER

Abstrak: Penetapan ‘umbrella species’ dalam pelaksanaan konservasi satwaliar sangat penting agar berjalan secara efektif dan terarah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi keanekaragaman jenis satwaliar (primata dan mamalia darat) pada berbagai tipe habitat dan jenis satwa ‘umbrella species’ untuk mendukung program konservasi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Besitang.Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, Mei-Oktober 2015. Metode pengamatan menggunakan kombinasi variable circular-plot method dan transek berpetak. Jalur pengamatan di letakkan pada setiap tutupan lahan sepanjang 1.000 m dengan area teramati sekitar 5 ha. Penetapan ‘umbrella species’ dilakukan melalui pembobotan denganmerujuk pada kriteria dalam Departemen Kehutanan (2008). Primata yang teridenfikasi sebanyak 6 jenis sedangkan mamalia 16 jenis. Indeks keanekaragaman jenis primata dan mamalia termasuk kategori rendah sampai sedang dengan indeks kelimpahan sebesar 5,60-15,32. Jenis satwa yang banyak ditemukan adalah beruk Macaca nemestrina(Linnaeus, 1766) dan babi hutan Sus scrofa (Linnaeus, 1758). Berdasarkan criteria penilaian dan pertimbangan potensi konflik yang tinggi ditetapkan jenis ‘umbrella species’ adalah gajah (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847). Implikasi konservasi yangdirekomendasikan untuk dikembangkan dalam melindungi satwaliar langka, seperti gajahdi sekitar TNGL diantaranya adalah meningkatkan penelitian distribusi dan populasi satwa, perlindungan habitat dan kantong-kantong populasi, mengembangkan database danmonitoring distribusi satwa dengan sistem informasi geografis (GIS), minimalisasi perburuan dan memperbaiki sistem penegakan hukum serta mitigasi konflik dengan satwa,seperti gajah dan orangutan.
Kata kunci: Satwaliar, Gajah, Taman Nasional Gunung Leuser, DAS Besitang
Penulis: Wanda Kuswanda dan Sriyanti Puspita Barus
Kode Jurnal: jpkehutanandd170179

Artikel Terkait :