HASIL TANGKAP SAMPINGAN (HTS) PADA PERIKANAN RAWAI TUNA DI SAMUDERA PASIFIK
Abstract: Masalah umum yang
dihadapi dalam operasi penangkapan ikan terhadap sumberdaya yang sifatnya multi
spesies dan multi-cohort di daerah tropis adalah diperolehnya hasil tangkapan
bukan spesies target yang biasa disebut hasil tangkap samping (HTS) atau by-catch.
Saat ini informasi mengenai HTS pada perikanan rawai tuna di Indonesia yang
beroperasi di Samudera Pasifik masih terbatas. Disisi lain informasi tersebut
sangat dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan pengelelolaan sumberdaya tuna yang
memadai. Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan infomasi tentang HTS pada
perikanan rawai tuna di Samudera Pasifik dilakukan di Bitung bulan Mei sampai
Juli 2010. Penelitian dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pengambilan
contoh di pusat pendaratan armada rawai tuna (port sampling) dan observer di
kapal rawai tuna (onboard observer). Port sampling dilakukan setiap hari pada
minngu keempat selama bulan Mei sampai Oktober 2010. Onboard observer dilakukan
sebanyak dua trip operasi penangkapan rawai tuna. Data yang dikumpulkan
meliputi aspek operasional rawai tuna, jeni ikan HTS dan ukuran panjang cagak
ikan HTS. Hasil riset menunjukkan bahwa rata-rata laju pancing HTS selama Mei
sampai Oktober 2010 adalah 19,6 kg/100 mata pancing per tawur. Sebanyak 16
spesies HTS rawai tuna dapat diidentifikasi yang didominasi oleh ikan setuhuk
hitam atau black marlin (Makaira indica). Ukuran low jaw fork length (LJFL)
ikan ikan setuhuk hitam dan ikan meka secara berturut-turut adalah 97-198 cm
(modus 141-160 cm), 94-241 cm (modus 161-180 cm) dan ukuran fork length ikan
tikusan adalah 96-190 cm (modus 121-140 cm).
Keywords: hasil tangkapan
sampingan; rawai tuna; Samudera Pasifik
Penulis: Agustinus Anung
Widodo, Budi Iskandar Prisantoso, R Thomas Mahulette
Kode Jurnal: jpperikanandd110290