HASIL TANGKAP SAMPINGAN (HTS) KAPAL RAWAI TUNA DI SAMUDERA HINDIA YANG BERBASIS DI BENOA
Abstract: Hasil tangkap
sampingan (HTS) hampir terdapat pada semua jenis perikanan tangkap di
Indonesia, termasuk pada perikanan rawai tuna di Samudera Hindia. Kebanyakan
jenis HTS merupakan spesies yang tidak diinginkan atau jenis ikan target tapi
ukurannya di bawah standar yang diinginkan (yuwana atau ikan muda) dan pada
kasus tertentu merupakan jenis ikan yang terancam keberadaannya (Endangered
species). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang komposisi
hasil tangkap sampingan, laju pancing dan hubungan antara tuna dengan ikan yang
berasosiasi dengannya pada area penangkapan yang sama. Pengamatan dilakukan
pada bulan Maret – Juli 2010 dengan mengikuti kegiatan operasi penangkapan 2
kapal rawai tuna komersial yang berbasis di Pelabuhan Benoa. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat 18 jenis hasil tangkap sampingan yang didominasi dari family Alepisauridae; ikan
naga (Alepisaurus sp.); Gempylidae; ikan gindara (oilfish), dan Dasyatidae;
pari lumpur (Dasyatis spp.). Jenis ikan lain adalah ikan paruh panjang
(billfish), berbagai jenis cucut dan pari, ikan teleostei, serta penyu lekang.
Kebanyakan dari hasil tangkap sampingan merupakan by-product yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi kecuali jenis ikan naga dan pari lumpur yang merupakan
discard/buangan.
Keywords: Hasil tangkap
sampingan; komposisi; laju tangkap; tuna longline; Samudera Hindia; Benoa
Penulis: Bram Setyadji, Budi
Nugraha
Kode Jurnal: jpperikanandd120465