FREKUENSI KEJADIAN BEBERAPA PENYAKIT UDANG AKIBAT INFEKSI VIRUS DI TAMBAK SITUBONDO
ABSTRAK: Usaha budidaya udang
masih merupakan usaha yang menggiurkan karena merupakan usaha yang dapat memperoleh
penghasilan yang tinggi. Pada awal tahun 1990-an, budidaya udang di dunia
menunjukkan perkembangan yang pesat mencapai 16,8% pertahunnya. Namun setelah
itu muncul pula permasalahan yang sangat serius sehingga produksi udang dunia
kemudian menurun. Salah satu masalah yang cukup mengganggu pada kelangsungan
pembudidayaan udang adalah penyakit. Penyakit yang paling banyak menimbulkan
kerugian pada usaha budidaya udang adalah penyakit akibat infeksi virus. Survey
telah dilakukan pada beberapa petambak udang di Kabupaten Situbondo, terutama
pada petambak yang memiliki manajemen data rekord yang baik. Koleksi data
ditekankan pada jenis penyakit dan frekuensi kejadianpenyakit per tahun dengan
rentang pengamatan selama 10 tahun. Hasil menunjukkan bahwa ada 3 (tiga) jenis
penyakit yang sangat merugikan yaitu White Spot Syndome Virus (WSSV), Taura
Syndrome Virus (TSV) dan Infectious Myonecrosis Virus (IMNV). WSSV menurun
frekuensi kejadiannya pada tahun 2004 seiring dengan datangnya udang vaname (L.
vannamei). Sebaliknya TSV mulai timbul sejak tahun 2002 dan mencapai puncaknya
pada tahun 2006 sampai 2009. IMNV mulai timbul pada tahun 2006 dan mencapai
frekuensi kejadian yang paling tinggi pada tahun 2008 serta mulai menurun pada
tahun 2010 seiring dengandatangnya benih vaname baru “ Specific Pathogen Free”
(SPF)yang disertai pola manajement tambak yang baik.
KATA KUNCI: tambak udang,
penyakit, infeksi virus, Situbondo
Penulis: Hambali Supriyadi
Kode Jurnal: jpperikanandd110417