EMBRIOGENESIS DAN PERKEMBANGAN LARVA PATIN HASIL HIBRIDISASI ANTARA BETINA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus Sauvage, 1878) DENGAN JANTAN IKAN PATIN JAMBAL (Pangasius djambal Bleeker, 1846) DAN JANTAN PATIN NASUTUS ( Pangasius nasutus Bleeker, 1863)
Abstract: Pengembangan budidaya
ikan patin jambal maupun ikan patin nasutus untuk memenuhi permintaan pasar
ekspor patin daging putih sulit direalisasikan karena keterbatasan fekunditas
dan pematangan gonad induk betinanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan produktivitas patin daging putih adalah melalui hibridisasi,
yakni hibridisasi antara betina patin siam dengan jantan patin jambal maupun
jantan patin nasutus. Hal ini dikarenakan patin siam memiliki keunggulan
fekunditas yang tinggi, sedangkan patin jambal maupun patin nasutus memiliki
keunggulan daging yang putih. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui karakteristik patin hibrida tersebut, termasuk pada tahap-tahap awal
kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
embriogenesis dan perkembangan ontogeni morfologis larva patin hibrida
tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa embriogenesis patin hibrida
siam-jambal dan hibrida siam-nasutus serupa, tetapi perkembangan patin hibrida
siam-nasutus sedikit lebih cepat. Pada suhu 28oC-29oC, larva patin hibrida
siam-nasutus mulai menetas 20 jam setelah fertilisasi, berukuran panjang total
3,34±0,14 mm, dengan kantung kuning telur berukuran 0,71±0,28 mm3 yang terserap
50% pada umur 24 jam dan relatif habis terserap pada umur 54 jam. Larva patin
hibrida siam-jambal mulai menetas 21 jam setelah fertilisasi, berukuran panjang
total 3,47±0,13 mm, dengan kantung kuning telur berukuran 0,42±0,08 mm3 yang
terserap 50% pada umur 30 jam dan habis terserap pada umur 60 jam. Perkembangan
larva kedua patin hibrida tersebut hingga menyerupai morfologi ikan patin
dewasa juga relatif serupa, tetapi patin hibrida siam-nasutus menunjukkan
keragaan pertumbuhan yang lebih bagus, menghasilkan heterosis berdasarkan
pertambahan panjang total selama 10 hari masa pemeliharaan sebesar 20,20%,
sedangkan pada patin hibrida siam-jambal sebesar -4,15%.
Keywords: embrio; larva;
hibrida; siam; jambal; nasutus
Penulis: Bambang Iswanto, Evi
Tahapari
Kode Jurnal: jpperikanandd110232