CURAHAN WAKTU KERJA SEBAGAI INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT ”WANAFARMA ” DI KECAMATAN MAJENANG KABUPATEN CILACAP
Abstrak: Salah satu pola
pengelolaan hutan rakyat adalah pola wanafarma. Pendapatan petani dari hutan
rakyat pola wanafarma akan berbeda-beda tergantung pada tingkat pemeliharaan
yang dilakukan dan curahan waktu kerja dari petani. Curahan waktu kerja
tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui curahan waktu kerja petani di dalam
hutan rakyat wanafarma dan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini
dilakukan di Desa Bener, Desa Sepatnunggal, dan Desa Sadahayu Kecamatan
Majenang Kabupaten Cilacap. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
terhadap petani hutan rakyat dengan jumlah responden 19 orang setiap desa. Data
yang diperoleh diolah dengan menggunakan SPSS dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan curahan waktu kerja petani di hutan rakyat
wanafarma setiap minggu di ketiga desa berturut-turut adalah Desa Bener = 4,4
HOK (26,4 jam, Desa Sepatnunggal= 3,9 HOK (23,4 jam), dan Desa Sadahayu = 2,7
HOK (16,2 jam). Curahan waktu kerja petani di ketiga desa tersebut dipengaruhi
oleh faktor yang berbeda-beda. Curahan waktu kerja petani di Desa Bener
dipengaruhi oleh besarnya pendapatan dari hutan rakyat dan umur petani, Desa
Sepatnunggal dipengaruhi oleh pendapatan dari hutan rakyat, umur, pengalaman
tani, pendidikan, dan luas lahan, sedangkan curahan waktu kerja petani di Desa
Sedahayu dipengaruhi oleh pendapatan dari hutan rakyat, umur, pengalaman usaha
tani, dan luas lahan.
Kata Kunci: Petani; curahan
waktu kerja; hutan rakyat wanafarma
Penulis: Eva Fauziyah, Dian
Diniyati, Tri Sulistiyati Widyaningsih
Kode Jurnal: jpkehutanandd140205