BEBERAPA METODE STRESSING UNTUK MENGINDUKSI PERKEMBANGAN WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon)
Abstract: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui beberapa model metode stressing yang dapat
menginduksi perkembangan WSSV pada benur, sehingga dapat terdeteksi dengan PCR
konvensional. Penelitian dilakukan di Laboratorium Basah Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP). Wadah yang digunakan adalah kontainer
plastik bervolume 40 L diisi dengan air laut sebanyak 30 L dan dilengkapi dengan
aerasi kecuali pada perlakuan oksigen. Setiap wadah ditebari benur (PL-12)
sebanyak 500 ekor yang diambil dari panti perbenihan komersil di Kabupaten
Barru yang sebelumnya telah diketahui negatif WSSV. Perlakuan yang dicobakan
adalah: (A) stressing dengan suhu yaitu: 10oC±2oC, 28oC±2oC, dan 40oC±2oC; (B)
stressing dengan salinitas yaitu: 5 ppt, 28 ppt, dan 51 ppt; (C) stressing
dengan oksigen yaitu: 1 mg/L, 3 mg/L, dan 5 mg/L; (D) stressing dengan pH
yaitu: pH 5, pH 6, dan pH 7; dan (E) stressing dengan formalin yaitu: 100 mg/L,
200 mg/L, dan 300 mg/L. Sampling dilakukan 1 jam, 3 jam, dan 5 jam setelah
perendaman untuk pengecekan WSSV dengan mengambil contoh benur sebanyak 50-100
ekor/wadah lalu dicek dengan PCR untuk WSSV-nya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa stressing dengan oksigen (1 mg/L, 3 mg/L, dan 5 mg/L) memberikan hasil
yang terbaik dalam memicu perkembangan WSSV pada benur, disusul dengan suhu
(suhu 10oC dan 40oC), pH 5; kemudian penggunaan formalin, dan salinitas. Hasil
PCR menunjukkan bahwa benur yang awalnya
negatif menjadi positif dengan kategori ringan hingga berat. Semakin
lama waktu perendaman maka semakin memicu perkembangan WSSV dalam badan benur.
Keywords: screening;
stressing; induksi; udang windu; white spot syndrome virus; PCR
Penulis: Muliani, Bunga Rante
Tampangallo, Koko Kurniawan
Kode Jurnal: jpperikanandd120413