ALTERNATIF MODEL KELEMBAGAAN REFINE: MODEL INOVASI KELEMBAGAAN KLINIK IPTEK MINA BISNIS
ABSTRACT: Naskah ini, terkait
dengan konsepsi Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) dan Research Extension Fisheries
Community Network (REFINE). Keduanya merupakan inovasi kelembagaan yang
bertujuan menyebarkan IPTEK di daerah pedesaan. Konsepsi KIMBis telah
diimplementasikan pada 15 lokasi.Sementara implementasi dari konsepsi REFINE
masih dalam wacana. Konsepsi dasar keduanya sangat berbeda tetapi tujuannya
hampir sama. Kelembagaan KIMBis dibangun melalui partisipasi berbagai stakeholder
dengan pendekatan bottom up. Sementara kelembagaan REFINE dikembangkan denganmembentuk
Kelompok Kerja (Pokja) pada tingkat pusat dan daerah, pendekatannya adalah top
down. Sumber informasi utama tulisan ini adalah pengamatan lapangan terhadap
perilaku berbagai stakeholder, serta laporan 15 lokasi KIMBis dan dokumen
REFINE. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa KIMBis dapat dimodifikasi sebagai
alternatif model kelembagaan REFINE. Modifikasi kelembagaan sebagai penyebar
inovasi ini tergantung pada kemauan politik dari perumus kebijakan. Selain itu
fleksibilitas lembaga tersebut juga memegang peranan penting dalam menarik
pemangku kepentingan berpartisipasi dalam kelembagaan itu. Kelembagaan berbasis
masyarakat umumnya lebih mudah diimplementasikan dibandingkan kelembagaan
formal dalam bentuk Pokja. Fleksibilitas KIMBis membuat kelembagaan tersebut
berperan multi fungsi. Namun untuk memfungsikan KIMBis: sebagai sarana
pemberdayaanmasyarakat berbasis IPTEK, sarana pengembangan ekonomi masyarakat
berbasis IPTEK, sarana kerjasama peneliti, perekayasa dan penyuluh dalam
menerapkan dan menyebarkan IPTEK serta memperolehumpan balik untuk merenovasi
IPTEK dan pendekatan yang dilakukan, sebagai tempat kolaborasi dengan lembaga-lembaga
yang sudah ada, SKPP, SKPD, Swasta dan LSM dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat,
dan sebagai laboratorium lapang aspek sosial ekonomi kelautan dan perikanan
dihadapkan pada berbagai kendala. Tingkat partisipasi berbagai pemangku
kepentingan terhadap KIMBis sangat bervariasi. Pada masa yang akan datang untuk
mengembangkan KIMBis harus mengembangkan social kapital dan interkoneksitas,
agar partisipasi pemangku kepentingan dapat meningkat.
KEYWORDS: sosial kapital;
inovasi; pemberdayaan masyarakat; kelautan dan perikanan
Penulis: Armen Zulham
Kode Jurnal: jpperikanandd130285