STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO – BITUNG
Abstract: Beban as yang
berbeda-beda pada masing-masing kendaraan akan menimbulkan tingkat kerusakan
yang berbeda-beda pula. Kumulatif beban as tersebut selama umur rencana (Wt18)
merupakan salah satu data yang diperlukan dalam perhitungan tebal perkerasan.
Semua beban yang diterima oleh struktur perkerasan jalan diekivalenkan kedalam
beban as standar. Parameter yang setara dengan beban yang diekivalenkan dengan
beban as standar adalah sebesar 8,16 ton (Equivalent Standar Axle Load).
Selanjutnya pada metode Bina Marga (1987) menetapkan rumus angka ekivalen berdasarkan
sumbu tunggal dan sumbu ganda, sedangkan pada metode NAASRA (1987) selain
berdasarkan sumbu tunggal dan sumbu ganda juga didasarkan pada konfigurasi roda
kendaraan. Sehingga perhitungan lintas ekivalen kumulatif tentunya berbeda
untuk kedua metode tersebut diatas.
Penelitian ini dilakukan pada ruas jalan Manado-Bitung dengan mengambil
dua jenis data, yakni data distribusi berat kendaraan yang diperoleh dari
jembatan timbang Wangurer dan data survey volume lalulintas. Survey dilakukan
pada bulan Juni 2012 dan menghasilkan LHR sebesar 2383 kendaraan yang terdiri
dari 32 % kendaraan ringan, 63 % kendaraan bus, dan 5 % kendaraan truk.
Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) dihitung berdasarkan LHR yang
didapat dan angka ekivalen menurut metode Bina Marga maupun metode NAASRA.
Hasil perhitungan menunjukkan perbedaan yang cukup berarti pada
perhitungan LEP. Berdasarkan metode Bina Marga LEP sebesar 133,069 ESAL dan
berdasarkan metode NAASRA LEP sebesar 215,954 ESAL, atau nilai Wt18 berdasarkan
metode NAASRA adalah lebih besar 1,62 kali lipat dari nilai Wt18 berdasarkan
metode Bina Marga yang tentunya menghasilkan perhitungan yang berbeda dalam
mendesain tebal perkerasan. Namun, berdasarkan nilai LEP tersebut diatas pada
kumulatif beban as standar (Wt18) dibawah 670000 ESAL pada metode Bina Marga
hasil perhitungan tebal perkerasan adalah relatif sama. Hasil perhitungan tebal
perkerasan menunjukkan perbedaan yang cukup berarti pada tebal perkerasan
lapisan subbase bila Wt18 lebih besar dari 1000000 ESAL.
Penulis: Soraya Hais Abdillah,
M. J. Paransa, Freddy Jansen, Mecky R. E. Manoppo
Kode Jurnal: jptsipildd130587