ANALISIS PROSPEK OPERASIONAL A380 DAN B787 DREAMLINER PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI BALI
Abstract: Kebutuhan masyarakat
akan transportasi penerbangan semakin meningkat, yang terlihat pada frekuensi
penerbangan pada Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Fenomena ini ditangkap
oleh dua produsen pesawat komersil dunia, Boeing dan Airbus, sebagai pangsa
pasar yang baik untuk mengembangkan pesawat udara dengan terobosan baru.
Perusahaan pesawat terbang asal Perancis, Airbus, memproduksi pesawat komersil
terbesar di dunia, A380, yang mampu mengangkut hingga 800 orang penumpang.
Meskipun Boeing tidak memproduksi pesawat dengan jumlah penumpang sebanyak
A380, tetapi perusahaan ini mampu membuat pesawat terobosan baru yakni B787
Dreamliner, dengan pemakaian bahan bakar pesawat lebih irit 20% dibandingkan
dengan pesawat jenis lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
kemampuan airside dalam prospek operasional pesawat A380 dan B787 Dreamliner
pada Bandar Udara Ngurah Rai. Metode penelitian adalah dengan mengumpulan data
sekunder, yaitu ketentuan manufaktur pesawat dan dimensi serta perkerasan
airside Bandar Udara Ngurah Rai. Runway Bandar Udara Ngurah Rai sudah mencukupi
panjang yang dibutuhkan pesawat untuk take off, yaitu 2739 m. Take off weight
yang dapat diangkut A380 dari Bandar Udara Ngurah Rai adalah 480 ton dan 228
ton untuk B787 Dreamliner. Geometrik dan jarak aman pada taxiway seluruhnya
sudah memenuhi ukuran yang dibutuhkan oleh masing-masing tipe pesawat. Dimensi
gate sudah dapat mengakomodasi seluruh dimensi pesawat. B787 Dreamliner dapat
menggunakan gate yang biasa dipakai untuk pesawat wide body seperti B747,
sedangkan A380 harus menggunakan 2 gate untuk pesawat wide body sekaligus. Pada
analisis perkerasan diperoleh nilai ACN rigid pavement untuk A380 sebesar 68
dan 60 untuk ACN flexible pavement. B787
Dreamliner tidak dapat dihitung nilai ACN nya, karena tekanan ban B787 melebihi
tekanan ban yang diizinkan pada Bandar Udara Ngurah Rai. Dari analisis ini,
dapat dilihat A380 memiliki prospek untuk beroperasi pada Bandar Udara Ngurah
Rai, dengan jarak tempuh yang mampu dicapai hingga 13.700 km. Namun, B787 tidak
memiliki prospek untuk beroperasi pada Bandar Udara Ngurah Rai, dikarenakan
tekanan ban pesawat ini melebihi tekanan ban maksimum yang disyaratkan pada Bandara
Ngurah Rai.
Penulis: I Wayan Suweda
Kode Jurnal: jptsipildd140744