TARI KECETAN DALAM TRADISI KEDUK BEJI DESA TAWUN KECAMATAN KASREMAN KABUPATEN NGAWI (MAKNA SIMBOLIS DAN SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL)
ABSTRACT: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui makna simbolis tari kecetan dan sumber pembelajaran
sejarah lokal di Desa Tawun Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Validasi yang digunakan untuk menguji kebenaran dan keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu di Desa
Tawun Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi yakni Makna simbolis gerakan tari
kecetan dan bisa dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal. Tari
kecetan memiliki keunikan dengan menampilkan gerakan tari yang berada di dalam
air Sendang Beji. Tari kecetan itu berasal dari kata “Kecet” yang berarti
tumit, tumit itulah yang dijadikan sasaran untuk dipukul menggunakan bambu yang
dilakukan oleh para pemuda pria. Gerakan tari dimulai dari gerakan rasa syukur
terhadap Tuhan YME, kemudian memulai mengerjakan pekerjaan menguras sendang,
memukul tumit ke orang lain yang dilakukan oleh pemuda pria serta menggambarkan
warga sedang bergotong royong membersihkan Keduk Beji. Tari kecetan dalam
tradisi keduk beji dilakukan turun temurun dan dilestarikan masyarakat Desa
Tawun sejak jaman dahulu sehingga menjadi aset budaya Kabupaten Ngawi. Tari
kecetan tersebut terdapat dalam pembelajaran sejarah lokal pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 4 SD pada kompetensi dasar 1.4. yaitu
menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (Kabupaten/Kota, Propinsi)
serta sudah digunakan dalam ekstrakurikuler dan setiap tahun tari ini
dipertunjukkan dalam menyambut hari kemerdekaan. Dampak positif bagi generasi
penerus adalah pentingnya mempelajari sejarah dan budaya lokal khususnya di
Kabupaten Ngawi. Harapannya adalah mampu melestarikan dan menjaga budaya lokal
yang dimiliki daerah tersebut.
Penulis: Retnaning Tyas Ayu
Novitasari, Muhammad Hanif
Kode Jurnal: jpsejarahdd170002