PENGARUH ORIENTASI AGREGAT SERAT BAMBU TERHADAP MORFOLOGI DAN KUAT LENTUR KOMPOSIT GEOPOLIMER BERBASIS METAKAOLIN
Abstract: Telah dilakukan
penelitian mengenai pengaruh orientasi agregat serat bambu terhadap morfologi
dan kuat lentur komposit geopolimer berbasis metakaolin. Mineral metakaolin
diperoleh melalui proses dehidroksilasi kaolin pada suhu 750oC selama 6 jam.
Pasta geopolimer disintesis melalui metode aktivasi larutan alkali dan dicuring
pada suhu 60oC selama 1 jam. Serat bambu diproduksi secara termo-mekanik dengan
panjang sekitar 20,00 mm dan diameter 20 -100 ìm, digunakan sebagai agregat
dengan susunan acak atau membanjar searah panjang sampel. Karakterisasi mikro
bahan dasar dan material yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan scanning
electron microscopy (SEM) yang dilengkapi dengan electron dispersive
spectroscopy (EDS). Struktur kristal dan komposisi kimia bahan dasar dan sampel
dikarakterisai dengan X-Ray Diffraction (XRD). Sifat termal serat bambu diukur
dengan menggunakan differential scanning caloritmetry (DSC) 400 PerkinElmer.
Hasil karakterisasi dengan SEM-EDS menunjukkan bahwa matriks geopolimer cukup
homogen, namun ikatan antara matriks dengan agregat serat bambu tampak belum
sempurna akibat kehadiran celah yang cukup besar pada daerah antar zona antara
matriks dengan agregat serat bambu. Hasil karakterisasi dengan XRD
memperlihatkan bahwa matriks komposit geopolimer yang dihasilkan bersifat
amorf. Uji mekanik berupa three bending points flexural strength dilakukan
terhadap 3 sampel untuk setiap jenis sampel memperlihatkan bahwa kehadiran agregat
serat bambu, orientasi serat dan suhu curing sangat berpengaruh terhadap kuat
lentur komposit geopolimer yang dihasilkan.
Penulis: Nurhayati, Subaer,
Nur Fadillah
Kode Jurnal: jpfisikadd130871