BUDAYA KERATON PADA BABAD TANAH JAWI DALAM PERSPEKTIF PEDAGOGI KRITIS
Abstrak: Realitas sejarah
menunjukkan bahwa dari beberapa versi penulisan Babad Tanah Jawi sangat
dipengaruhi oleh kondisi ekspresi psikis para pujangga. Bagi keluarga kraton,
para pujangga istana memiliki kewajiban untuk ngawulo pada gusti atau rajanya.
Menurut ideologi Jawa, berbakti pada raja sama artinya berbakti pada Tuhan.
Masyarakat Jawa berpandangan bahwa raja adalah jelmaan Tuhan (pusat
mikrokosmos) di muka bumi ini. Oleh karena itu dalam perspektif critical
pedagogy sastra Babad Tanah Jawi yang dibuat oleh pujangga istana tidak lain adalah
sebagai wujud legitimasi serta dominasi kekuasaan raja pada kawulanya. Tujuan penelitian
ini adalah memahami Babad Tanah Jawi dalam tinjauan critical pedagogy. Metode penelitian
yang dipakai adalah metode sejarah dengan pendekatan multidimensional.
Penelitian ini menemukan bahwa Babad Tanah Jawi menunjukkan sisi dominasi
budaya kraton dengan memaparkan genealogi keluarga kraton yang penuh dengan
cerita mitologi, magis dan penuh kesakralan. Oleh sebab itu, pengetahuan yang
terdapat dalam Babad Tanah Jawi tidak lain hanyalah representasi dari
legitimasi kekuasaan dan budaya keraton. Selain itu, Babad Tanah Jawi juga
menunjukkan upaya imperiumisasi budaya kerajaan dan mengembalikan sistem kelas atau
kasta pra-Islam.
Penulis: Muhammad Iqbal
Birsyada
Kode Jurnal: jpsejarahdd160221