STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UMKM DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF BATIK DI KOTA PEKALONGAN
Abstrak: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui strategi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop)
dan UMKM dalam pengembangan industri kreatif batik di Kota Pekalongan besertahambatan-hambatan
yang dihadapinya. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari
hasil wawancara dan observasi serta data sekunder yang berupa literatur dan
dokumen-dokumen resmi. Instrumen penelitian adalah diri peneliti sendiri yang
dalam pelaksanaannya menggunakan alat bantu berupapedoman wawancara dan pedoman
observasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupawawancara, observasi
dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan tekniktriangulasi
sumber, sedangkan teknik analisis data yang digunakan berupa analisis
interaktif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa strategi Disperindagkop dan UMKM
dalam pengembangan industri kreatif batik di Kota Pekalongan yaitu: (1)
meningkatkan daya saing produk UMKM melalui peningkatan produktivitas yang
berbasis produk unggulan daerah, berdaya saing global dan berorientasi ekspor,
(2) menjadikan industri batik sebagai salah satu prioritas program pemerintah yang
harus dikembangkan, (3) pengembangan jejaring (networking) kerja antara
pemerintah, dunia usaha dan berbagai pemangku kepentingan, (4) meningkatkan
mutu dan kualitas produk industri kreatif batik, (5) meningkatkan kredibilitas
kelembagaan koperasi dan UMKM dalam mengakses peluang pendanaan pada lembaga
perbankkan maupun non perbankkan, (6) meningkatkan penggunaan bahan baku lokal
dan penggunaan produk dalam negeri untuk mendorong daya saing produk, dan (7)
memanfaatkan teknologi modern dan kearifan lokal untuk meningkatkan daya saingproduk
unggulan daerah. Strategi tersebut telah dilaksanakan ke dalam beberapa program
kegiatan dengan anggaran dan prosedur kerja yang telah ditentukan serta dengan
memanfaatkan kolaborasi antara cendekiawan, pelaku bisnis dan pemerintah.
Sedangkan hambatan dalam pelaksanaan strategi tersebut meliputi hasil pelatihan
kurang tersampaikan dan tidak bisa diterima oleh banyak perajin batik,
kurangnya perhatian generasi muda pada perbatikan, dan banyak pengrajin yang
gagap teknologi.
Penulis: Nur Istikhatu
Fadlilah
Kode Jurnal: jpadministrasinegaradd161334