IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SEKOLAH BERBASIS CYBERSCHOOL DI SMP BUDYA WACANA YOGYAKARTA
Abstrak: Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji
proses implementasi kebijakan sekolah
berbasis cyberschool, faktor
pendukung dan faktor penghambat dari
implementasi kebijakan sekolah
berbasis cyberschool di SMP Budya Wacana Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif.
Subjek penelitian adalah
Direktur Yayasan, Kepala Sekolah,
guru, karyawan, dan
siswa SMP Budya Wacana
Yogyakarta. Teknik
pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data
dalam penelitian ini melalui
tiga tahap yaitu
reduksi data, penyajian
data, dan penarikan
kesimpulan. Uji keabsahan
data menggunakan teknik ketekunan peneliti dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kebijakan sekolah berbasis
cyberschool adalah kebijakan untuk melaksanakan seluruh kegiatan akademik
sekolah yang terintegrasi oleh penggunaan ICT dan akses internet. Implementasi
kebijakan sekolah berbasis cyberschool dapat dinilai
dari enam aspek,
yaitu standar dan tujuan pelaksanaan meliputi pemahaman tentang tujuan
kebijakan dan sasaran yang dicapai.
Sumberdaya yang dimiliki
meliputi sarana prasarana
dan manusia. Komunikasi
meliputi YPPN Budya Wacana Yogyakarta dengan sekolah dan
pihak terkait. Agen pelaksana meliputi komitmen YPPN Budya Wacana Yogyakarta
dan SMP Budya Wacana Yogyakarta. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi meliputi
keadaan nyata lingkungan
sekolah dan keadaan
ekonomi sekolah.
Interorganisasi dan aktivitas
meliputi model pembelajaran dan
program pendukung; 2)
Faktor pendukung implementasi
kebijakan sekolah berbasis
cyberschool di SMP Budya Wacana Yogyakarta adalah sarana prasarana sekolah
lengkap, minat dan dukungan dari
seluruh warga sekolah,
keterampilan para siswa
dalam menggunakan perangkat ICT dan akses
internet, dukungan penuh
dari YPPN Budya
Wacana Yogyakarta; 3)
Faktor penghambat
implementasi kebijakan sekolah
berbasis cyberschool di SMP Budya
Wacana Yogyakarta adalah kurangnya kesiapan
sumber daya manusia,
belum semua siswa
memiliki perangkat ICT, belum
semua tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan memiliki
sertifikat IT, jaringan internet
yang masih sering terputus dan
lambat, kurangnya tenaga
ahli yang dapat
mengoperasikan seluruh kegiatan
akademik sekolah yang terintegrasi
oleh penggunaan ICT dan akses
internet, kurangnya pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dan
karyawan.
Penulis: ARUM FATWA KHOIRIA
Kode Jurnal: jppendidikandd151821