Tinjauan Filsafat Kesehatan Reproduksi
Abstract: Kesehatan reproduksi
tidak dapat dipisahkan dari kesehatan seksual yang menyangkut peran dua aktor
utama laki-laki dan perempuan yang harus dalam kondisi sehat untuk mendapat
hasil reproduksi yang sehat. Dari sudut pandang filsafat, ontologi berupaya memahami,
mendalami dan mengembangkan pengetahuan kesehatan reproduksi pada tingkat
individu dan tingkat masyarakat. Secara epistemologi, kesehatan reproduksi
banyak mengalami kemajuan, sejak dari teknologi kontrasepsi sederhana sampai
teknologi cloning yang kontroversial. Secara aksiologi, kesehatan reproduksi
mampu meningkatkan kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan hidup manusia sesuai
perkembangan teknologi. Pemanfaatan dan keberhasilan kesehatan reproduksi
dipengaruhi berbagai faktor yang saling terkait dan saling tergantung. Landasan
perkembangan ranah kesehatan reproduksi adalah serangkaian konferensi
kependudukan dunia sepuluh tahunan. Dimulai pada tahun 1954 di Roma,
dilanjutkan 1965 di Belgrade, 1974 di Bucharest, 1984 di Mexico City, dan
terakhir tahun 1994 di Cairo. Hingga kini, penerapan berbagai hasil konferensi
untuk peningkatan kesejahteraan umat manusia terus berlangsung. Di seluruh
negara di dunia, diharapkan hak-hak kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual
semakin dipenuhi dengan pemanfaatan maksimal teknologi dan sesuai norma dan
nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
Penulis: Farida Mutiarawati
Tri Agustina
Kode Jurnal: jpkesmasdd080085