Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada Murid SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat

Abstract: Di Indonesia penyakit cacingan tersebar luas di pedesaan dan di perkotaan dengan prevalensi semua umur 40%-60% dan murid SD 60-80%. Survei Depkes RI di 10 propinsi di Indonesia menemukan prevalensi kecacingan di Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2003 (85, 8%) dan tahun 2005 (51,4% ) lebih tinggi dari kabupaten lain. Angka infeksi kecacingan tinggi dipengaruhi oleh kebersihan diri, sanitasi lingkungan dan kebiasaan penduduk. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku cuci tangan dengan kejadian kecacingan pada murid SD Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian dengan desain cross sectional ini menggunakan data sekunder hasil survei kecacingan Depkes RI tahun 2005, jumlah sampel 257 orang. Diagnosis penyakit kecacingan ditegakkan berdasarkan pemeriksaan telur cacing pada tinja dengan metode Katto-Katz. Hasil penelitian menunjukan perilaku cuci tangan memakai air dan sabun sebelum makan terbukti berhubungan bermakna dengan kejadian kecacingan (OR=2,35, 95% CI=1,40-3,94), variabel lain yang berhubungan bermakna adalah perilaku BAB tidak dijamban dengan nilai OR = 2,64 (95%CI=1,46-4,77) dan perilaku jajan bukan di warung sekolah (OR =1,96 (95% CI=1,06-3,65). Murid SD dan masyarakat disarankan mencuci tangan sebelum makan dengan air dan sabun. Di samping pengobatan, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan dan peningkatan PHBS pada murid dengan pemeriksaan berkala perilaku dan kebersihan diri di sekolah.
Kata kunci: Cuci tangan, kecacingan, kebersihan diri, sanitasi lingkungan
Penulis: Zaidina Umar
Kode Jurnal: jpkesmasdd080103

Artikel Terkait :