Pengaruh Prednison terhadap Perbaikan Pendengaran Penderita Lupus Eritematosus
Abstract: Lupus eritematosus
sistemik (LES) merupakan penyakit kronik mengenai multisistem, merupakan
gangguan autoimun yang ditandai oleh produksi autoantibodi dan deposisi
kompleks imun di jaringan. Manifestasi klinis dapat meliputi berbagai organ
termasuk telinga. Pada telinga dapat menimbulkan gangguan dengar, tinitus, dan
vertigo. Gangguan dengar terjadi bilateral pada frekuensi tinggi. Prednison
merupakan kortikosteroid oral yang memiliki efek glukokortikoid yang bersifat
anti-inflamasi dan imunosupresif. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
prednison terhadap perbaikan pendengaran penderita LES. Penelitian dilakukan
periode Maret–Mei 2013 di Poliklinik Gangguan Dengar dan Bicara, Telinga Hidung
Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
menggunakan metode quasi-experimental dengan rancangan one group
pretest-posttest design dan hasilnya dihitung secara statistik menggunakan uji
Rank Spearman. Pada 28 subjek pasien LES dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisis, laboratorium, audiometri nada murni, timpanometri, dan distortion
production otoacoustic emissions. Subjek diberi prednison 1 mg/kgBB/hari (dosis
maksimal 60 mg/hari) selama 4 minggu, kemudian dilakukan evaluasi ulang.
Sebelum terapi, 26 subjek mengalami gangguan dengar sedang pada frekuensi
tinggi, simetris. Sesudah terapi, 24 subjek ambang dengar menjadi normal dan 4
subjek tetap mengalami gangguan dengar (Rs=0,734; p<0,01). Simpulan,
prednison dapat memperbaiki status pendengaran penderita LES.
Penulis: Wijana, Ira Agustine
Mutiara, Ratna Aggraeni Agustian
Kode Jurnal: jpkedokterandd160110